Ilustrasi Smelter RKEF PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
Energi

Inalum Berberkan Tantangan di Industri Smelter Alumunium

  • Inalum Ungkap Masih ada Tantangan di Industri Smelter Alumunium

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membeberkan serangkaian tantangan dalam menjalankan operasional di industri pengolahan alumina menjadi alumunium.

Direktur Utama PT INALUM Danny Praditya mengatakan, sumber mineral dan material yang terbatas menjadi tantangan utama yang dihadapi perseroan dan para pemain smelter alumina tingkat global.

"Sumbernya terbatas, siapa yang menguasai resources menjadi penentu dan punya bargaining position yang sangat tinggi secara geopolitik," imbuh Danny dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR dilansir Jumat, 25 Agustus 2023.

Danny memaparkan selain terbatasnya sumber daya mineral, akuisisi dan pengembangan teknologi juga menjadi tantangan tersendiri. Maka Danny berharap ada teknologi yang dapat membuat operasional semakin efisien.

Pergeseran rantai pasok serta stabilitas harga komoditas akibat konflik geopolitik juga dianggap sebagai tantangan industri pemurnian alumina. Dua tahun belakangan harga komoditas sangat fluktuatif akibat adanya supercycle.

Adapun saat ini global tengah dihadapkan oleh transisi energi untuk menjemput net zero emisi. Pengelolaan atau penerapan ESG turut menjadi perhatian. Saat ini Inalum tengah mendorong ragam Green Product Certificate supaya nilai alumunium yang dihasilkan perusahaan bisa teroptimasi.

Kapasitas Produksi Naik 2024

Sebelumnya, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mentargetkan adaya kenaikan produksi untuk aluminium dari smelter di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, pada 2024 dapat mencapai sekitar 300 ribu ton per tahun, naik dari kapasitas saat ini 250 ribu ton.

Direktur Utama Inalum Danny Praditya mengatakan, hal ini dilakukan melalui melalui upgrading pot dan pot optimization yang diharapkan selesai akhir tahun ini.

Langkah strategik lainnya yang dilakukan Inalum kedepannya menyelesaikan proyek strategis dengan melakukan ekspansi smelter aluminium brownfield dengan kapasitas 600 ribu ton per tahun. Adapun proyek ini diharapkan dapat mulai menambah kapasitas produksi perusahaan pada 2028.