Incar Tambahan Lifting dari Sumur Idle, Seberapa Besar Potensialnya?
- Menurut Bahlil, potensi penambahan lifting dari sumur tua sangat memungkinkan karena saat ini ada sekitar 4.500 sumur yang dapat dioptimalkan untuk menambah lifting.
Energi
JAKARTA - Pemerintah terus berupaya meningkatkan lifting minyak. Salah satu caranya dengan pengoptimalan produksi minyak dari sumur-sumur idle di wilayah kerja migas adalah satu upaya pemerintah untuk peningkatan lifting.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan menitipkan pencarian fokus menaikkan lifting ini juga kepada perusahaan migas pelat Merah yaitu PT Pertamina (Persero).
"Saya akan fokus pada bahas lifting, sumur-sumur idle. Kemudian teknologi intervensi teknologi terhadap sumur-sumur yang ada semacam EOR dan harus melakukan eksplorasi," kata Bahlil dalam konferensi pers terkait Subsidi Energi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, 4 November 2024.
- Profil Iwan Bule, Komisaris Utama Pertamina Jebolan PSSI
- Kunjungi Korban Banjir, Raja dan Ratu Spanyol Dilempari Lumpur
- Daftar Perusahaan Rokok Terbesar di Indonesia
Wilayah Kerja (WK) Migas potensial yang idle, yaitu lapangan produksi yang selama dua tahun berturut-turut tidak diproduksikan atau lapangan dengan POD selain POD ke-1 yang tidak dikerjakan selama dua tahun berturut-turut. Selain itu juga apabila terdapat struktur pada WK eksploitasi yang telah mendapat status discovery dan tidak dikerjakan selama tiga tahun berturut-turut.
Menurut Bahlil, potensi penambahan lifting dari sumur tua sangat memungkinkan karena saat ini ada sekitar 4.500 sumur yang dapat dioptimalkan untuk menambah lifting.
Menyikapi hal ini Wakil Menteri ESDM periode 2016-2019 Arcandra Tahar mengatakan, sebenarnya penambahan sumur tua atau ide paling hanya 5 hingga 6%dari target lifting yang ada. Sehingga menurutnya pemerintah harus melakukan eksplorasi sumber-sumber baru untuk menaikkan produksi daripada harus mengejar sumur tua.
Arcandra menilai, pemerintah era sekarang harus merencanakan eksplorasi yang masih tentunya memerlukan dana yang cukup besar.
Adapun selama periode 2016-2019 saat ia masih menjabat wakil menteri ESDM, bersama menteri ESDM saat itu Ignasius Jonan, kementerian ESDM melakukan lelang dan perpanjangan terhadap 30 blok migas. Dengan skema gross split saat itu setiap pemenang lelang memiliki kewajiban untuk menyediakan dana eksplorasi yang disebut sebagai Komitmen Kerja Pasti.
Besaran dana Komitmen Kerja Pasti ini berbeda di masing-masing pemegang blok, karena tergantung pada signature bonus (bonus tanda tangan) yang diberikan oleh pemenang lelang.
Terhadap blok yang diperpanjang dan dilelang, saat itu terkumpul dana komitmen kerja pasti sekitar US$2,7 miliar yang berlaku selama 5 tahun. Jika dana itu tidak digunakan untuk eksplorasi maka akan menjadi milik pemerintah.
“Biaya eksplorasi itu dibutuhkan untuk memastikan bahwa pemenang lelang blok migas segera melakukan eksplorasi, sehingga Indonesia mendapatkan kepastian akan produksi dan cadangan migas ke depan," katanya di acara Qsight, “Outlook Energi 2025 dan Kemandirian Energi Indonesia” yang berlangsung di Q Space Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024.
Sebelum ketentuan itu diberlakukan, menurut Arcandra, dana eksplorasi migas yang disediakan pemerintah hanya sekitar US$5 juta per tahun, tidak cukup,”
Sebagai informasi, dari total 44.985 sumur migas yang ada di Indonesia, terdapat 16.990 sumur yang masuk pada kriteria idle well. Namun demikian, tidak semua memiliki potensi untuk direaktivikasi karena sesuatu dan lain hal, seperti tidak adanya potensi subsurface, keekonomian yang tidak terpenuhi karena high cost rectivation dan harga minyak mentah dunia pada saat itu, serta faktor HSE dan non teknikal seperti masalah masyarakat.
KKKS diberikan beberapa opsi untuk mengoptimalkan WK idle tersebut dengan mengerjakan sendiri, bekerja sama dengan badan usaha lain untuk menerapkan teknologi tertentu, diambil alih KKKS lain atau mengembalikannya ke negara.