Ilustrasi aset kripto Bitcoin.
Fintech

Indeks Fear and Greed Bitcoin Tunjukkan Ketakutan Ekstrem dari Investor, Waktunya Beli?

  • Mengutip data dari CoinMarketCap pada Rabu, 8 Agustus 2024 pukul 12.46 WIB, Bitcoin menempati harga US$56.969. Walau naik 0,11% dalam 24 jam terakhir, namun nilainya telah mengalami koreksi hingga 11,32% dalam hitungan sepekan.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Dalam sepekan terakhir, pasar kripto mengalami penurunan harga yang cukup signifikan. Analis Kripto Reku, Fahmi Almuttaqin, mengatakan bahwa beberapa faktor yang memicu penurunan ini antara lain kekhawatiran akan resesi di AS setelah rilis data sektor ketenagakerjaan pekan lalu, potensi tekanan jual dari lebih dari 17 ribu kreditur Mt. Gox yang telah menerima pengembalian aset kriptonya, kebijakan bank sentral Jepang yang menaikkan suku bunga dan mengurangi pembelian surat utang, serta lambatnya adopsi kripto dari produk-produk yang ada di ekosistem terdesentralisasi.

Mengutip data dari CoinMarketCap pada Rabu, 8 Agustus 2024 pukul 12.46 WIB, Bitcoin menempati harga US$56.969. Walau naik 0,11% dalam 24 jam terakhir, namun nilainya telah mengalami koreksi hingga 11,32% dalam hitungan sepekan. 

Ethereum bahkan anjlok lebih dalam lagi, yakni mencapai 23,6% dalam sepekan terakhir dan menempati posisi US$2.428 pada pantauan yang sama. 

Fahmi menjelaskan bahwa penurunan harga Bitcoin di bawah US$60.000 ini tergolong cepat. Menurut Fahmi, penurunan pada tingkat tersebut untuk Bitcoin sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar bukan merupakan sesuatu yang sering terjadi sehingga menarik untuk dicermati dan dianalisis lebih lanjut.

Ketakutan Ekstrem Menurut Indeks Fear & Greed

Fahmi menyoroti indeks Fear & Greed, yang mengukur sentimen pasar berdasarkan volatilitas, momentum pasar, dan data dari media sosial, berada di area extreme fear di angka 17, angka yang terakhir kali terjadi pada Juli 2022 lalu. 

"Situasi extreme fear menurut indikator ini dapat dikatakan merupakan salah satu waktu terbaik untuk melakukan pembelian aset kripto di pasar. Investor dapat mengoptimalkan kondisi ini untuk membeli Bitcoin di harga yang relatif lebih rendah dari beberapa bulan sebelum penurunan drastis terjadi,” papar Fahmi dikutip dari hasil risetnya, Rabu, 8 Agustus 2024.

Fahmi juga mencatat bahwa investor Bitcoin dari pasar modal AS tidak menunjukkan reaksi besar terhadap koreksi yang terjadi. 

Hal ini terlihat dari angka netflow ETF Bitcoin dan Ethereum spot yang tidak mengalami penarikan dana pada level yang tidak biasa. Bahkan, ETF Ethereum spot membukukan netflow positif sebesar US$48,8 juta pada perdagangan hari Senin lalu, 4 Agustus 2024.

Potensi Pergerakan Bitcoin Kedepannya

Fahmi mengatakan bahwa optimisme di kalangan penambang Bitcoin (miner) masih terbilang tinggi, di mana hanya terjadi sedikit penurunan hash rate yang merupakan fluktuasi normal dan tidak menandakan adanya aksi pemberhentian operasi penambangan. 

"Hal ini berbeda dengan penurunan hash rate yang cukup signifikan pada 23 Juni lalu yang kemudian diikuti penurunan harga lanjutan Bitcoin dari level US$64.000 ke US$59.000 pada 25 Juni dan US54.000 pada 5 Juli. Dengan optimisme tersebut, membaiknya performa Bitcoin masih terbuka," jelas Fahmi.

Baca Juga: Mengenal Vitalik Buterin, Pendiri Ethereum yang Sempat jadi Miliarder Kripto Terkaya di Dunia

Dengan tren bullish yang masih mampu bertahan meskipun ada tekanan jual di pasar, periode Agustus-September mungkin akan menjadi waktu akumulasi bagi sebagian investor untuk bersiap menghadapi reli utama pada fase bullish kripto yang berpotensi terjadi pasca perubahan arah kebijakan suku bunga The Fed. 

Namun, Fahmi mengingatkan, "Jika suku bunga diturunkan sementara inflasi di AS belum cukup berhasil ditekan, terdapat kemungkinan suku bunga akan kembali ditahan jika inflasi kembali naik. Hal ini mungkin akan menghambat reli yang sedang berlangsung."

Di tengah kondisi pasar saat ini, Reku terus menghimbau investor untuk mengambil keputusan yang cermat dan tidak terburu-buru. 

Fahmi menjelaskan, investor bisa memantau pergerakan pasar dengan mencari sumber informasi yang mudah dimengerti dan sudah mencakup analisa pasarnya. 

“Banyak faktor yang sering kali menghambat investor dalam menyimpulkan situasi yang terjadi. Sehingga dengan mencari sumber informasi yang mudah dimengerti, juga dapat memudahkan investor dalam mengambil keputusan. Inilah yang dilakukan Reku setiap harinya, menghadirkan analisa pasar yang akurat untuk menemani investor menentukan strategi investasinya,” ungkap Fahmi.

Selain itu, investor juga dianjurkan untuk rutin menabung dan memantau kondisi pasar secara teratur. Fahmi menambahkan, “Saat ini, investor juga lebih mudah untuk melihat rangkuman investasinya melalui fitur Portfolio Analysis yang tersedia di Reku sehingga performa investasi secara periodik dan koin pun dapat dipantau secara real-time tanpa harus menghitung secara manual.”