<p>Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Indeks Manufaktur AS Lebih Tinggi Dari Perkiraan, Inilah Dampak untuk Rupiah

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Rabu, 22 Februari 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 18 poin di posisi Rp15.208 per-dolar AS.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Nilai kurs rupiah terdampak oleh indeks manufaktur flash dari S&P Global Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Rabu, 22 Februari 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 18 poin di posisi Rp15.208 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, Selasa, 21 Februari 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 31 poin di level Rp15.190 per-dolar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, rilis data indeks manufaktur AS yang dirilis semalam dapat berdampak kepada pelemahan rupiah hari ini.

Data indeks manufaktur flash AS dari S&P Global naik ke posisi 47,8 dari 46,9 pada bulan Januari. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang memperkirakan indeks manufaktur di posisi 47,4.

Dengan adanya perbaikan pada indeks manufaktur yang lebih bagus dari perkiraan, bank sentral AS alias The Federal Reserve (The Fed) pun memiliki peluang yang lebih besar untuk mengerek suku bunga.

Pasalnya, walaupun beberapa data ekonomi AS menunjukkan perbaikan, level inflasi masih jauh dari yang diharapkan.

Dengan begitu, The Fed pun bisa jadi tidak segan-segan untuk mengerek suku bunga secara agresif untuk waktu yang lebih lama karena perbaikan ekonomi masih berlangsung walau inflasi masih tinggi.

"Sentimen tersebut bisa menjadi pemicu pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini," ujar Ariston kepada TrenAsia, Rabu, 22 Februari 2023.

Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, Rabu, 22 Februari 2023, nilai kurs rupiah berpotensi melemah ke arah Rp15.220 dengan support di kisaran Rp15.150 per-dolar AS.