UMP 2023 meujudkan hak penghidupan yang Layak bagi buruh
Industri

Indeks PMI Manufaktur Capai 51,9 di April, Akselerasi Industri Pengolahan Berlanjut

  • PMI manufaktur Indonesia S&P Global Indonesia naik menjadi 51,9, meningkat dari 51,3 di bulan Maret dan menandai bulan kesembilan berturut-turut dari ekspansi sektor manufaktur Indonesia. Angka di atas 50 mencerminkan ekspansi dari bulan sebelumnya, dan sebaliknya, di bawah 50 menandakan kontraksi.

Industri

Yosi Winosa

JAKARTA -Ekspansi sektor manufaktur Indonesia telah meningkat pada bulan April berkat membaiknya kegiatan ekonomi yang memacu aktivitas kerja dan pembelian, menurut data S&P Global Purchasing Manager Index atau PMI terbaru. 

PMI manufaktur Indonesia S&P Global Indonesia naik menjadi 51,9, meningkat dari 51,3 di bulan Maret dan menandai bulan kesembilan berturut-turut dari ekspansi sektor manufaktur Indonesia. Angka di atas 50 mencerminkan ekspansi dari bulan sebelumnya, dan sebaliknya, di bawah 50 menandakan kontraksi.

Indeks PMI April juga merupakan tingkat perkembangan tercepat sejak Januari, ketika pemerintah Indonesia mencabut pembatasan setelah gelombang ketiga COVID-19 yang didorong oleh varian Omicron mereda.  

Economic Associate Director di S&P Global Jingyi Pan menyatakan perbaikan kondisi ekonomi di Indonesia tercermin dari peningkatan permintaan dan produksi yang lebih kuat, yang merupakan pertanda positif.

“Pada bulan April, produksi manufaktur naik lebih cepat, didorong oleh meningkatnya permintaan klien,” kata dia dalam website resmi dikutip Rabu, 4 Mei 2022.

Meski output hanya naik sedikit di April, namun menjadi yang tercepat dalam tiga bulan terakhir. Sementara pesanan baru juga meningkat sejak Maret. Secara global, permintaan luar negeri terus meningkat. Namun, beberapa perusahaan menunjukkan bahwa situasi di Ukraina membebani total investasi asing.

“Namun demikian, masalah pasokan tetap ada dengan waktu tunggu yang lebih lama yang dilaporkan bahkan ketika gangguan Covid-19 tampaknya telah mereda pada bulan April,” tambah Pan. 

Namun, Pan memperingatkan terhadap tekanan harga, yang memburuk pada April lalu dan dapat menekan produksi untuk bergerak maju.

Pada saat yang sama, kepercayaan bisnis turun tajam selama April, dan perlu dipantau dampak tekanan inflasi yang lebih tinggi. 

Dengan demikian, peningkatan aktivitas pembelian dan yang terpenting ekspansi jumlah tenaga kerja yang solid terus mencerminkan beberapa kepercayaan dari perusahaan untuk jangka pendek.