Indika Energy (INDY) Dapatkan Pinjaman Rp4,64 Triliun dari Bank Mandiri dan BNI
- Perjanjian fasilitas ini akan digunakan untuk membayar utang perseroan.
Korporasi
JAKARTA – Emiten sumber daya energi PT Indika Energy Tbk (INDY) berhasil mendapatkan fasilitas pinjaman sebesar US$300 juta atau setara dengan Rp4,64 triliun melalui kerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), Corporate Secretary INDY Adi Pranomo mengatakan perseroan bersama anak usaha menandatangani fasilitas pinjaman dari BMRI dan BBNI pada 28 Desember 2023. Perjanjian fasilitas ini akan digunakan untuk membayar utang perseroan.
“Anak usaha INDY yang bertindak sebagai penanggung awal perjanjian pinjaman ini adalah PT Tripatra Engineering, PT Tripatra Engineers and Construction, dan Tripatra (Singapore) Pte. Ltd,” terang Adi dikutip pada Rabu, 3 Januari 2024.
- Pendapatan Tembus Rp2.77 Triliun, Ini Realisasi APBN Sepanjang 2023
- PKPU Hutama Karya, Pemohon Cabut Gugatan pada Sidang Perdana
- Samsung Galaxy S24 Berfitur AI Siap Rilis 17 Januari
Bukan hanya perjanjian fasilitas kredit, lanjut Adi, INDY dan anak usahanya dengan krediturnya juga telah menandatangani surat fasilitas dan dokumen jaminan seperti Perjanjian Gadai Rekening dan Perjanjian Konfirmasi Jaminan, serta surat tambahan untuk perjanjian antarkreditur.
“Perjanjian fasilitas tersebut dijamin secara pari passu berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam indenture untuk surat utang senior 5,875% yang jatuh tempo 2024 sebesar US$575 juta, dan surat utang senior 8,250% yang jatuh tempo 2025 sebesar US$675 juta,” terangnya.
Dalam laporan keuangannya, INDY mencatat pendapatan sebesar US$2,29 miliar atau setara dengan Rp36,5 triliun hingga kuartal III-2023. Angka pendapatan ini mengalami penurunan sebesar 26,64% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$3,13 miliar.
Pendapatan INDY berasal dari berbagai sumber, dengan rincian pendapatan kontrak dan jasa sejumlah US$229,2 juta, penjualan batu bara ke luar negeri senilai US$1,68 miliar, penjualan batu bara ke pelanggan dalam negeri sebesar US$357,1 juta, dan perdagangan lainnya sejumlah US$25,7 juta.
Sementara itu, berdasarkan segmennya, sektor jasa energi memberikan kontribusi pendapatan sebesar US$184,09 juta, sumber daya energi sebesar US$2,04 miliar, logistik dan infrastruktur senilai US$34,2 juta, serta mineral sebesar US$21,8 juta.
Di samping itu, bisnis hijau menyumbang sebesar US$10,6 juta, dan ventura digital sejumlah US$4,25 juta. Penurunan pendapatan juga berdampak pada laba bersih INDY yang mengalami penurunan mencapai 72,27% dari US$338,3 juta menjadi US$93,8 juta, atau setara dengan Rp1,49 triliun hingga September 2023.
Sebelumnya, INDY telah mengumumkan bahwa belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dihabiskan mencapai US$104,9 juta atau setara dengan Rp1,62 triliun selama 9 bulan pada tahun 2023.