Indika Energy Selesaikan Akuisisi Tambang Emas Awak Mas Senilai Rp607,86 Miliar
- Perusahaan energi milik taipan Sudwikatmono, PT Indika Energy Tbk (INDY), telah selesai melakukan akuisisi seluruh saham Nusantara Resources Limited, pemilik tambang emas Awak Mas di Luwu, Sulawesi Selatan.
Korporasi
JAKARTA – Emiten batu bara milik taipan Sudwikatmono, PT Indika Energy Tbk (INDY), telah selesai melakukan akuisisi seluruh saham Nusantara Resources Limited, pemilik tambang emas Awak Mas di Luwu, Sulawesi Selatan.
Akuisisi saham lewat anak usaha INDY, PT Indika Mineral Investindo (IMI), ini menghabiskan total biaya sebesar 58,8 juta dolar Australia atau setara Rp607,86 miliar (kurs Rp10.388 per dolar Australia) untuk 72% saham.
Akuisisi 72% saham ini melengkapi kepemilikan IMI di Nusantara yang sebelumnya 28%. Ini berarti Indika pun memiliki keseluruhan saham Nusantara sekaligus anak usahanya PT Masmindo Dwi Area, perusahaan yang mengelola langsung Awak Mas.
- Real Capital Gugat Fintech P2P Lending UangTeman Rp14,26 Miliar
- PGN Jalin Kerja Sama dengan Agung Sedayu Group dalam Pemanfaatan Gas Bumi untuk Kawasan Rumah Tangga dan Komersial
- Targetkan Transaksi Uang Elektronik hingga Rp278 Triliun, Ini Strategi BI
Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy, Azis Armand mengatakan transaksi ni merupakan bagian dari langkah strategis INDY untuk meningkatkan eksposur di sektor pertambangan emas dan memperkuat diversifikasi bisnis perusahaan.
“Transaksi ini merupakan langkah strategis Indika Energy untuk memperkuat diversifikasi bisnis di sektor nonbatubara. Dengan mengendalikan proyek Awak Mas secara penuh, kami berharap dapat mengakselerasi pengembangan ke tahap produksi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu, 6 Oktober 2021.
Melalui transaksi ini, Indika Energy akan mengendalikan Masmindo sepenuhnya sehingga secara efektif dapat meningkatkan eksposur perusahaan di sektor pertambangan emas.
Sebagai informasi, Masmindo memiliki Kontrak Karya (CoW) generasi ketujuh untuk pengelolaan tambang emas Awak Mas. Proyek Awak Mas disebut memiliki potensi sumber daya sebesar 2,29 juta ons emas dan potensi cadangan 1,45 juta ons emas.
Dalam transaksi ini, Indika membayar 0,35 dolar Australia per saham untuk 168.041.107 saham, termasuk saham-saham yang akan diterbitkan pada saat pelaksanaan hak. Setelah penyelesaian transaksi, Nusantara tidak akan lagi tercatat di Australian Securities Exchange (ASX).
Diversifikasi Indika Energy
Keputusan Indika Energy merambah ke pertambangan emas merupakan salah satu rencana perusahaan untuk mencapai target pendapatan sektor non batu bara mencapai 50% pada 2025. Selain pertambangan emas, Indika mencoba peruntungan di dua lini bisnis lain.
Pertama, INDY turut masuk ke bisnis logistik dan infrastruktur. Bisnis ini terdiri dari aset logistik, layanan rekayasa pengadaan konstruksi (EPC), dan pembangunan infrastruktur seperti penyimpanan bahan bakar, pengoperasian pelabuhan, dan layanan logistik.
Untuk sektor bisnis ini, INDY sudah memiliki PT Interport Mandiri Utama yang membangun dan mengoperasikan penyimpanan bahan bakar bermitra eksklusif dengan ExxonMobil. Proyek ini berlokasi di Balikpapan dengan investasi total mencapai US$115 juta.
Proyek yang sudah dimulai sejak Januari 2019 ini dapat menampung 75 megaliter (ML) diesel, 13 ML bensin, dan 8 ML biofuel-100 (B100). Proyek ini telah beroperasi secara komersial sejak 9 November 2020.
Masih di lini bisnis yang sama, INDY juga dipercaya menjadi bagian konsorsium untuk mengelola Pelabuhan Patimban. INDY bergabung dengan konsorsium ini lewat Indika Logistics & Support Services (ILSS) dengan kepemilikan saham 29%.
Kedua, diversifikasi bisnis yang dilakukan INDY adalah energi baru terbarukan (EBT). INDY telah mendirikan perusahaan patungan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) bersama perusahaan India, Fourth Partner Energy, untuk strategi bisnis ini. INDY tercatat memiliki 51% saham di EMITS.
EMITS berencana memasang 500 megawatt (MW) panel tenaga surya hingga 5 tahun ke depan di Indonesia, baik untuk segmen industri maupun komersial.