Indika Energy Milik Konglomerat Sudwikatmono Terjungkal, Setelah Laba Kini Rugi Rp324 Miliar
Pemilik saham dari Indika Investindo adalah Agus Lasmono Sudwikatmono. Dia merupakan pendiri dari Indika Group, sekaligus anak bungsu dari konglomerat Sudwikatmono. Pada 2019, Agus Lasmono sempat diganjar sebagai salah satu anak muda terkaya versi Forbes dengan kekayaan mencapai Rp7,78 triliun.
Industri
JAKARTA – Emiten pertambangan dan energi PT Indika Energy Tbk (INDY) milik konglomerat Sudwikatmono mesti menelan pil pahit sepanjang semester I tahun ini. Pandemi COVID-19 telah menelan banyak sumber pendapatan perseroan sehingga akhirnya berujung rugi bersih US$21,91 juta atau setara Rp324,26 miliar (kurs Rp14.800 per dolar Amerika Serikat)
Hasil kerugian bersih ini berbanding terbalik dengan kinerja perseroan pada periode yang sama tahun lalu. Saat itu, perseroan masih bisa membukukan laba bersih sebesar US$12,66 juta atau Rp187,86 miliar.
Kerugian tersebut didapat lantaran pendapatan perseoran sepanjang enam bulan pertama 2020 ini juga tergerus 18,22% dari sebelumnya US$1,38 miliar menjadi hanya US$1,12 miliar.
Saat yang sama, beban pokok pendapatan Indika turun lebih lambat sebesar 16,68% secara tahunan (year-on-year/yoy). Indika mencatatkan beban pokok pendapatan pada semester I-2020 senilai US$954,6 juta dari sebelumnya US$1,14 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Hampir seluruh sumber pendapatan perseroan turut terkoreksi, mulai dari pendapatan kontrak dan jasa yang tergerus US$59,65 juta. Koreksi pendapatan terjadi dari US$382,66 juta pada semester I-2019, menjadi US$323,01 juta pada periode yang sama tahun ini.
Penjualan Batu Bara
Pun demikian dengan sumber pendapatan perseroan dari penjualan batu bara, baik dalam dan luar negeri. Total selama periode Januari-Juni 2020, perseroan hanya mampu membukukan penjualan batu bara sebesar US$795,53 juta. Angka ini turun 18,36% dibandingkan dengan perolehan semester I-2019 yang menyentuh US$974,42 juta.
Begitu pula dengan pendapatan perseroan dari sumber lain-lain, yang juga turut menyusut US$12,98 juta. Dari sebelumnya US$23,34 juta menjadi US10,35 juta pada semester I tahun ini.
Jika dilihat dari segi sektornya, pos pendapatan ini masih didominasi oleh sektor sumber daya energi dengan porsi 71,39%. Disusul oleh sektor jasa energi dengan komposisi 26,06%.
Di sisi lain, beban penjualan, umum, dan administrasi perseroan justru mengalami peningkatan dari US$71,64 juta menjadi US$76,69 juta. Lantaran beban ini, perseroan pun harus mencatatkan rugi sebelum pajak senilai US$10,82 juta.
Dengan demikian, rugi per saham dasar atau loss per share Indika Energy mencapai US$0,0043 per lembar. Posisi ini berbanding terbalik dengan posisi sebelumnya, di mana perseroan masih mampu menghasilkan laba per saham senilai US$0,0024.
Dari laporan keuangan terbaru perseroan ini, diketahu bahwa pemegang saham mayoritas INDY masih dipegang oleh PT Indika Investindo dengan kepemilikan 37,79%. Disusul oleh PT Teladan Resources dengan kepemilikan 30,65%. Lalu investor publik dengan total kepemilikan 31,56%.
The Gang of Four
Pemilik saham dari Indika Investindo adalah Agus Lasmono Sudwikatmono. Dia merupakan pendiri dari Indika Group, sekaligus anak bungsu dari konglomerat Sudwikatmono. Pada 2019, Agus Lasmono sempat diganjar sebagai salah satu anak muda terkaya versi Forbes dengan kekayaan mencapai Rp7,78 triliun.
Sementara ayahnya, mendiang Sudwikatmono sohor sebagai salah satu pendiri Salim Group. Konglomerat ini menguasai beberapa perusahaan seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Plus dua perusahaan lainnya, yakni PT Bogasari Flour Mills dan PT Indika Entertainment.
Bersama Sudono Salim (Liem Sioe Liong, ayah dari Anthoni Salim), Djuhar Sutanto dan Ibrahim Risjad, pria kelahiran Solo, 1934 ini dikenal dengan julukan The Gang of Four. Sudwikatmono meninggal di Singapura, Januari 2011 pada usia ke-76. (SKO)