Ilustrasi subholding gas bumi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN, anak usaha PT BUMN Pertamina (Persero) / Dok. PGN
Nasional & Dunia

Indikator Beli Menguat, Saham PGAS Semakin Diburu Investor

  • Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) kian menjadi incaran investor sehingga mencapai level harga penutupan tertinggi dalam 5 bulan terakhir.
Nasional & Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

Jakarta – Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) kian menjadi incaran investor sehingga mencapai level harga penutupan tertinggi dalam 5 bulan terakhir. Didominasi rekomendasi beli, saham perusahaan pemilik infrastruktur gas bumi terbesar di Indonesia ini ditutup menguat 70 poin (5,04%) ke level 1.460 per saham pada penutupan perdagangan Selasa lalu. 

Sebelum mencapai level harga penutupan tersebut, level harga penutupan saham PGAS tertinggi sebelumnya adalah 1.470 pada 14 Maret 2023. 

Kenaikan harga saham baru-baru ini terjadi seiring dengan terjadinya peningkatan signifikan volume perdagangan saham PGAS terutama sebanyak 262,746 juta saham pada hari Selasa (15/08). Meningkat lebih dari 835% dibandingkan 28,085 juta volume perdagangan saham PGAS pada hari sebelumnya.

Saham PGAS menjadi salah satu motor penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup menguat 0,07% ke level 6.915,101 pada hari yang sama bersama dengan GOTO, ADRO, BYAN, dan ADMR. 

Riset dari Bloomberg mencatat lonjakan permintaan saham PGAS yang diindikasikan dari kenaikan volume perdagangan saham baru-baru ini sejatinya terjadi sejak 11 minggu terakhir.  Adapun volume perdagangan terjadi kisaran 23 kali dari rata-rata untuk saat ini

Dengan pencapaian tersebut maka performa saham PGAS tercatat memiliki kinerja terbaik dibandingkan saham-saham lain di sektor yang sama. 

Salah satu indikator utama tingginya demand pasar terhadap saham PGAS adalah dominasi dari harga permintaan. Bloomberg mencatat bahwa pada 11 pekan terakhirnya, dari total saham PGAS yang diperjualbelikan, sebesar 72% berada di harga permintaan (bid) sedangkan 17% adalah harga penawaran (offer).

Sejalan dengan hal tersebut, mayoritas analis juga merekomendasikan beli (buy) terhadap saham PGAS. Berdasarkan konsensus analis, PGAS mendapatkan 15 rekomendasi beli (buy), satu tahan (hold), dan tiga jual (sell). Peringkat konsensus adalah 4,2, pada skala 1 sampai 5. Angka 1 berarti sinyal kuat jual dan angka 5 adalah sinyal kuat beli.

Target harga (Target Price/TP) saham PGAS dalam jangka pendek ini tercatat pada level Rp1.663,13. Riset Bloomberg juga mencatat dividen yield PGAS adalah 10% untuk 12 bulan mendatang atau meningkat dibandingkan 9,9% pada 12 bulan sebelumnya. 

Target tersebut bisa saja terlampaui mengingat sentiment positif yang ada baik yang bersumber dari regulasi pemerintah maupun kebijakan serta fundamental PGAS itu sendiri.

Dalam laporan keuangan terakhirnya yaitu kinerja triwulan pertama 2023, perusahaan subholding gas Pertamina ini meraih laba bersih sebesar USD86 juta atau sekitar Rp1,31 triliun. Pendapatan tercatat sebesar USD933,7 juta atau setara sekitar Rp14,2 triliun.

Dari sisi operasional, sepanjang tiga bulan awal tahun ini PGAS mencatatkan volume lifting minyak dan gas (migas) meningkat 7% menjadi 27.568 BOEPD dari 26.885 BOEPD pada Triwulan I 2022 dengan adanya tambahan produksi & lifting Blok Fasken.

Produksi migas naik 3% sebesar 28.685 BOEPD, transportasi minyak juga menunjukkan kenaikan signifikan yang mencapai 15.718 BOEPD atau naik 66% (year to date). Kinerja LPG processing juga naik mencapai sebesar 10.846 Ton.

Direktur Utama PGAS, Arief Setiawan Handoko, mengatakan perseroan sedang fokus mengoptimalkan portofolio bisnis dari sisi hulu hingga hilir. Hal ini dilakukan untuk menghadapi tantangan dan dinamika di industri migas.

”Terdapat peluang yang cukup besar bagi PGN untuk menjaga kelangsungan hidup menjadi aggregator gas nasional ke depan,” ujarnya saat pertemuan dengan Equity Analysts dan Investor, baru-baru ini.

Di sisi hulu, misalnya, Arief mengatakan bisnis upstream PGAS dapat berkontribusi lebih besar bagi Pereroan. Selain tentunya akan mendukung peningkatan lifting migas untuk negara.

Realisasinya, antara lain melalui anak usaha yaitu PGN Saka, Perseroan berhasil menambah volume produksi 2.200 barel minyak per hari tanpa kandungan air ikutannya. Terdapat juga tambahan gas yang bisa dimonetisasi antara sebesar 20 sampai 40 MMSCF dan potensi 8.800 sampai 10 ribu barel minyak dari Blok Pangkah.

Selain itu, melalui sinergi dengan Pertamina Hulu Rokan, PGAS membangun Pipa Minyak Rokan. Inisiatif ini telah memberikan kontribusi sebesar USD11,8 juta per bulan terhadap pendapatan Perseroan.