<p>Mi instan Indomie adalah produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. / Facebook @indomie</p>
Industri

Indofood Mau Akuisisi Perusahaan Indomie Timteng, Saham ICBP Bak Roller Coaster

  • JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mempertanyakan kembali mengenai rencana PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang akan mengakuisisi perusahaan mi instan bermerek Indomie di Timur Tengah dan Afrika bernilai US$2,99 miliar. Emiten milik konglomerat terkaya ke-6 di Indonesia Anthoni Salim ini mengasumsikan nilai transaksi setara Rp39,8 triliun. Nilai transaksi tersebut menggunakan nilai […]

Industri

Issa Almawadi

JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mempertanyakan kembali mengenai rencana PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang akan mengakuisisi perusahaan mi instan bermerek Indomie di Timur Tengah dan Afrika bernilai US$2,99 miliar.

Emiten milik konglomerat terkaya ke-6 di Indonesia Anthoni Salim ini mengasumsikan nilai transaksi setara Rp39,8 triliun. Nilai transaksi tersebut menggunakan nilai tukar per 31 Desember 2019 dan menjadi nilai pasar wajar atas 100% ekuitas Pinehill Corpora Limited.

Salah satu pertanyaan BEI yang dirilis Senin, 8 Juni 2020 itu terkait dengan volatilitas nilai tukar mata uang asing yang menjadi kurs transaksi. Atas pertanyaan itu, Sekretaris Perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur Gideon A. Putro menegaskan, pihaknya mempunya natural hedging dari pendapatan dalam mata uang asing yang diperoleh dari penjualan ekspor, jasa teknis, serta dividen dari grup target akuisisi.

Gideon juga menjelaskan, dana akuisisi setara 166,1% dari ekuitas perseroan merupakan kombinasi dana dana kas, utang bank, dan pinjaman lainnya. Rinciannya, dana kas US$300 juta atau setara dengan Rp4,17 triliun, utang bank US$2,05 miliar atau Rp28,49 triliun dan pinjaman lain US$650 juta atau Rp9,03 triliun.

“Target waktu perolehan fasilitas pinjaman dilakukan setelah memeroleh seluruh persyaratan awal dari rencana transaksi, yang pemenuhannya tidak dapat diabaikan dengan batas waktu 28 Agustus 2020,” ungkap Gideon.

Dia juga menyebut, target tenor pinjaman adalah 5 tahun. Adapun sampai saat ini, Gideon mengaku masih dalam tahap diskusi dengan para kreditur potensial.

Sekadar mengingatkan, dalam proses transaksi ini, perseroan telah melakukan penandatanganan perjanjian jual beli saham bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA) dengan Pinehill Corpora Limited dan Steele Lake Limited pada 22 Mei 2020.

Pinehill Corpora dan Steele Lake akan menjual seluruh saham Pinehill Company Limited yang didirikan di British Virgin Islands (BVI). Perusahaan investasi ini memiliki saham dalam anak usaha yang terkonsolidasi di berbagai sektor usaha.

Harga Saham Sempat Anjlok

Seiring dengan pengumuman CSPA antara perseroan dengan Pinehill Corpora Limted dan Steele Lake Limited, saham ICBP sempat anjlok. Padahal, saat itu saham anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) tersebut dalam tren menguat setelah menyentuh level terendahnya Rp8.300 per lembar pada 24 Maret 2020.

Penurunan tajam saham ICBP terjadi mulai perdagangan 20 Mei 2020. Saat itu, harga saham ICBP jatuh 3,03% menjadi Rp9.600 dari posisi 19 Mei 2020 Rp9.900 per lembar.

Setelah itu, penurunan harga saham ICBP terus berlanjut sampai akhir Mei 2020 hingga ke level Rp8.150 per lembar.

Namun memasuki bulan Juni, secara perlahan saham ICBP mulai menguat. Total penguatan saham ICBP sepanjang periode 2-8 Juni 2020 mencapai 7,67% dari Rp8.150 per 29 Mei 2020 menjadi Rp8.775 per 8 Juni 2020.

Adapun pada perdagangan hari ini, Selasa, 9 Juni 2020, saham ICBP dalam posisi menguat 0,57% ke level Rp8.825 dengan level terendah Rp8.800 dan level tertinggi Rp8.975 per lembar dengan kapitalisasi pasar Rp103,49 triliun.

Anthoni Salim merupakan penerus Grup Salim dari mendiang Sudono Salim (Liem Sioe Liong). Anthoni adalah konglomerat terkaya ke-6 di Indonesia versi majalah Forbes 2019. Pria berumur 71 tahun itu ditaksir memiliki kekayaan mencapai US$5,5 miliar setara Rp88 triliun.

Pundi-pundi kekayaannya bersumber dari perusahaan pembuat mi instan terbesar dunia Indofood, perbankan, hingga telekomunikasi, dan gurita bisnis lainnya di dalam serta luar negeri. (SKO)