<p>Mi instan Indomie adalah produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. / Facebook @indomie</p>
Korporasi

Indomie Laris Manis Saat Pandemi, Laba Usaha ICBP Meroket Tembus Rp3,82 Triliun

  • Produsen Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) berhasil membukukan kenaikan laba usaha hingga 36% year on year (yoy) pada kuartal I-2021.

Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Produsen Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) berhasil membukukan kenaikan laba usaha hingga 36% year on year (yoy) pada kuartal I-2021. Emiten milik konglomerat Anthoni Salim ini mencatatkan kenaikan laba usaha dari Rp2,80 triliun pada kuartal I-2020 menjadi Rp3,82 triliun pada kuartal I-2021.

Kenaikan laba usaha itu dipicu oleh pendapatan ICBP yang naik 26% yoy dari Rp12 triliun pada kuartal I-2020 menjadi Rp15,09 triliun pada kuartal I-2021.

Produk Indomie masih menjadi segmen bisnis paling menguntungkan bagi ICBP. Hal itu dibuktikan melalui kenaikan pendapatan segmen tersebut dari Rp7,93 pada kuartal I-2020 menjadi Rp10,86 triliun pada kuartal I-2021.

Sementara itu, segmen dairy menyumbang pendapatan sebesar Rp2,35 triliun pada kuartal I-2021. Sementara itu, pendapatan segmen makanan ringan melejit dari Rp769 miliar pada kuartal I-2020 menjadi Rp888,51 triliun pada kuartal I-2021.

Serupa, segmen penyedap makanan juga alami kenaikan pendapatan dari Rp854 miliar pada kuartal I-2020 menjadi Rp932 miliar pada kuartal I-2021. Adapun segmen nutrisi dan makanan serta minuman masing-masing berkontribusi sebesar Rp244 miliar dan Rp338,36 miliar pada tiga bulan pertama 2021.

Hingga kuartal I-2021, produksi ICBP disokong oleh 60 pabrik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Dalam menggenggam pasar internasional, ICBP diketahui telah mengakuisisi Pinehill Company Limited yang memiliki 20 pabrik mi instan di Afrika Selatan.

Laba Bersih Merosot
Pemilik Grup Indofood, Anthoni Salim saat meresmikan gerai Indomie di Afrika. / Facebook @indomie

Meski begitu, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk justru terperosok 12% yoy menjadi Rp1,74 triliun pada kuartal I-2021 dari sebelumnya Rp1,98 triliun pada kuartal I-2020. Hal ini berakibat pada penurunan earning per share (EPS) atau laba per saham dasar dari Rp170 pada kuartal I-2020 menjadi Rp149 per lembar saham pada kuartal I-2021.

Dengan tidak menghitung akun non-recurring dan selisih kurs yang belum terealisasi, ICBP mengklaim core profit melesat 54% yoy menjadi Rp2,41 triliun pada kuartal I-2021.

Di sisi lain, total aset ICBP masih bisa tumbuh dalam tiga bulan pertama 2021 ini. Total aset perusahaan milik Anthoni Salim ini naik dari Rp103 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp107 triliun pada kuartal I-2021.

Ekuitas perusahaan terungkit lebih dari Rp4 triliun hanya dalam tiga bulan. Total ekuitas ICBP tumbuh dari Rp103,58 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp107,12 triliun pada kuartal I-2021.

Namun, beban liabilitas ICBP semakin berat karena mencatatkan kenaikan dari Rp53,27 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp54,88 triliun pada kuartal I-2021.

Direktur Utama ICBP Anthoni Salim menilai situasi pasar yang tidak pasti menjadi biang kerok penurunan laba periode berjalan perusahaan. Kendati demikian, Anthoni menyebut bakal lebih ngotot memperbaiki kinerja di pasar domestik untuk mengerek kembali laba perusahaan.

“Pandemi telah berlangsung selama lebih dari satu tahun, hal ini secara umum berdampak terhadap situasi pasar,” kata Anthoni dalam keterangan tertulis yang diterima Trenasia.com, Rabu, 30 Juni 2021.  (SKO)