<p>Warga melakukan pengisian bahan bakar kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin, 10 Agustus 2020. Dalam rangka menyambut HUT Ke-75 RI Pertamina memberikan program &#8220;promo merdeka&#8221; pengembalian dana atau cashback sebesar 30 persen dengan pengembalian maksimal Rp 15.000, untuk pembelian BBM jenis Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex kepada masyarakat yang melakukan pembelian melalui aplikasi MyPertamina. Cashback bisa didapatkan diseluruh SPBU Pertamina yang sudah tersedia pembayaran dengan aplikasi MyPertamina selama periode 1-31 Agustus 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Indonesia Akan Naikkan Harga BBM, di AS Justru Turun

  • Harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi di Indonesia nampaknya akan segera naik dalam waktu dekat. Namun kondisi ini justru berbalik di Amerika Serikat, harga BBM disana justru mengalami penurunan dalam dua bulan terakhir.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi di Indonesia nampaknya akan segera naik dalam waktu dekat. Namun kondisi ini justru berbalik di Amerika Serikat, harga BBM disana justru mengalami penurunan dalam dua bulan terakhir.

Data dari American Automobile Association (AAA) memperlihatkan untuk harga rata-rata nasional satu galon (3,7 liter) bensin reguler PON 87 berada di harga US$3,89 atau sekitar Rp 57.572 per galon (kurs Rp 14.800). Padahal pada bulan sebelumnya harga bensin negeri paman sam masih berada di US$4,38 atau sekitar Rp64.824 per galon.

Meskipun harga ini tergolong masih tinggi atau beda 73 sen dari tahun lalu, penurunan BBM ini sangat signifikan. Jika dibandingkan dua bulan lalu per 14 Juni 2022 bensin di AS mencapai rekor tertinggi US$5,02 atau sekitar Rp74.296 per galon.

Sekedar informasi, PON atau pump octane number  merupakan patokan kualitas BBM yang digunakan di AS.

Kondisi di Indonesia justru berbanding terbalik, pemerintah telah mengeluarkan sinyal-sinyal kenaikan dengan dalih APBN tak mampu menopang harga BBM subsidi ini.

Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa akan ada  tambahan dana untuk subsidi Pertalite dan solar sebesar Rp198 triliun jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM dalam waktu dekat.

Sri Mulyani membeberkan data, berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM, volume Pertalite diperkirakan akan jebol dari 23 juta kilo liter (KL) menjadi 29 juta KL jika tidak ada kenaikan atau pengendalian konsumsi.

Anggaran subsidi energi sebesar Rp502,4 triliun disebut tak akan bertahan hingga akhir tahun 2022, jika pemerintah tak mengatur volume penggunaan. Hingga saat ini pemerintah masih terus berkoordinasi untuk membahas kenaikan BBM ini.