<p>Ilustrasi baterai listrik kendaraan dalam mobil Toyota / Pixabay</p>
Nasional

Indonesia Bisa Hemat Rp74,2 Triliun pada 2035 Jika Kendaraan Listrik Mengaspal

  • Transisi peralihan ke kendaraan listrik berpotensi menekan kompensasi BBM bersubsidi hingga US$5 miliar per tahun.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Pemerintah terus menggenjot ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia salah satunya baterai listrik. Adanya transisi peralihan ke kendaraan listrik berpotensi menekan kompensasi BBM bersubsidi hingga US$5 miliar atau Rp74,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.850 per US$) per tahun pada 2035.

Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan adanya tren penggunaan kendaraan listrik di Indonesia diprediksi akan meningkat secara signifikan.

Bahkan produksi kendaraan listrik untuk roda dua pada 2030 diperkirakan bakal tembus 9 juta unit, sementara untuk roda empat hampir mencapai 600 ribu unit.

"Potensi pengurangan konsumsi BBM yang semula berasal dari impor bisa digantikan dengan listrik yang dihasilkan dari pembangkit domestik. Adapun potensi pengurangan impor BBM pada tahun 2023 di proyeksi bisa mencapai 23 juta barel per hari," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu, 12 April 2023.

Tak hanya menghemat BBM, penggunaan kendaraan listrik juga berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor transportasi. Pengurangannya setidaknya hampir mencapai 9 juta ton CO2 equivalent per tahun atau 6-8% dari total transportasi.

Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mendukung penuh langkah strategis Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk mempermudah pengguna motor listrik (Molis) melalui upaya standardisasi perangkat baterai. Hal tersebut tercermin dalam agenda penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara IBC dengan tiga manufaktur, yakni Gesits, Alva dan Volta di Jakarta pada Selasa, 28 Maret 2023

Toto Nugroho menyebut, Project Dragon yakni pengembangan end to end baterai kendaraan listrik bersama CBL (Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd) menjadi salah satu proyek utama. Hingga saat ini telah terjadi penandatanganan Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) dilakukan pada 16 Januari 2023 antara Antam dan CBL.