Indonesia Dilanda Cuaca Ekstrem, BMKG Minta Masyarakat Waspada
- BMKG mengimbau seluruh masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem terutama di masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Nasional
JAKARTA -- Perubahan cuaca di Indonesia saat ini terjadi sangat ekstrem. Meski belum memasuki musim hujan, namun sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Padahal, bulan September-Oktober merupakan puncak musim kemarau.
Menanggapi cepatnya perubahan iklim tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau seluruh masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem terutama di masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
"Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan disertai petir dan angin kencang serta hujan es," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan resmi, dikutip Kamis, 23 September 2021.
- Telkomsiaga Jadi Pencetus Bisnis Data Center di Indonesia, Siapa Saja Pemain Lainnya?
- Raih Miss K3 DKI, Bukti Komitmen Pekerja Perempuan PGN Solution Sukseskan Penerapan K3 Perusahaan
- Calon Unicorn SiCepat Kembali Borong 5 Juta Saham DMMX
Dia mengatakan, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.
Meski secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, dan di siang hari mulai tumbuh awan, pada sore hingga malam cenderung terjadi hujan ringan hingga lebat.
Dia menyebut bahwa hal itu dipicu oleh awan Cumulonimbus (CB) yang biasanya tumbuh di saat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, dan warnanya ke abu-abuan.
Biasanya, menjelang sore hari awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin kencang.
"Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," katanya.
Mulai Terjadi Jabodetabek
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan, tanda-tanda terjadinya cuaca ekstrem dapat mulai dirasakan di wilayah Jabodetabek.
Awal pekan ini, terjadi hujan es yang disertai angin kencang di sekitar kota Depok, Jawa Barat, dan menyebabkan pohon tumbang serta menimbulkan beberapa kerusakan lainnya.
Sepekan ke depan, kata dia, hampir sebagian wilayah Indonesia berpotensi diguyur hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir/angin kencang.
Daerah-daerah tersebut yaitu, Riau, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara.
Wilayah lainnya, yaitu Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Guswanto mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mewaspadai cuaca ekstrem selama musim pancaroba. Hal tersebut guna menghindari risiko korban jiwa akibat cuaca ekstrem.
"Saat angin kencang, bagi pengendara lebih baik menepi dulu untuk menghindari risiko pohon atau baliho tumbang. Bagi para nelayan juga waspada gelombang tinggi. Jangan memaksakan melaut jika cuaca sedang buruk," katanya.
Dia pun meminta masyarakat terus memperbaharui informasi mengenai cuaca yang bisa diakses melakui aplikasi InfoBMKG.
"Update terus informasi melalui InfoBMKG untuk mengetahui prakiraan cuaca di seluruh wilayah Indonesia," ungkapnya.*