Genjot Kerja Sama Bilateral, Ekspor Indonesia Tumbuh 8%
Indonesia tengah mengenjot kerjasama bilateral di bidang ekonomi dengan berbagai negara selama pandemi, hal itu menghasilkan pertumbuhan ekspor mencapai 8%
Industri
JAKARTA- Indonesia tengah mengenjot kerjasama bilateral di bidang ekonomi dengan berbagai negara selama pandemi, hal itu menghasilkan pertumbuhan ekspor mencapai 8%.
Mengutip dari rilis Kementrian Perdagangan (Kemendag), Presiden Joko Widodo meminta segera mempercepat penyelesaian perundingan dengan negara negara potensial sebagai agenda prioritas.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyampaikan bahwa pihaknya telah menyelesaikan 22 perjanjian dagang dengan negara mitra, mulai memberlakukan 13 perjanjian baru, dan akan memproses ratifikasi pada 9 perjanjian lainnya.
Termasuk diantaranya kerjasama ekonomi Indonesia dengan negara EFTA (Swiss, Liechtenstein, Norwegia, dan Islandia) dalam IE-CEPA yang baru saja disetujui oleh komisi VI DPR RI pada Senin 22 Maret 2021.
Selain itu Kemendag juga akan mencoba mengadakan 21 perjanjian baru, termasuk perjanjian bilateral dengan negara-negara potensial dari kawasan Afrika, Amerika Latin, Eropa Timur dan Asia Pasifik.
Perusahaan konsultan analisa ekonomi yang berpusat di Hong Kong, CEIC Data menyebutkan pertumbuhan ekspor Indonesia mencapai 8,6% pada Februari 2020, lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Laju pertumbuhan ekspor Indonesia sempat di kisaran angka 12,2% pada Januari 2021, kemudian 14,6% pada Desember 2020.
Meskipun demikian, pertumbuhan ekspor Indonesia masih lebih baik dibandingkan sejumlah negara lainnya.
Sebagai contoh, tingkat ekspor Filipina yang turun hingga -5.1% pada Januari 2021. Bahkan negara penghasil minyak seperti Arab Saudi juga mengalami penurunan ekspor hingga -28,1% pada Desember 2020.
Bedasarkan laporan resminya, Kemendag membagi nilai ekspor menjadi 2 bagian yaitu di sektor minyak dan gas bumi (migas) serta non-migas.
Perubahan nilai ekspor migas Indonesia mencapai 8,29% sedangkan non migas 12,4% sepanjang 2020-2021.
Kemudian perubahan nilai impor Indonesia ialah -21,9% pada sektor migas dan -4,1% pada sektor non-migas dalam jangka waktu setahun penuh.