Ilustrasi penerbitan surat utang korporasi atau obligasi di pasar saham. Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia
Obligasi

Indonesia Infrastructure Finance (IIF) Luncurkan Perpetual Bond Senilai Rp335,19 Miliar

  • Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 menawarkan tingkat kupon yang bersaing sebesar 8,25% per tahun.

Obligasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) secara resmi mencatatkan perpetual bond senilai Rp335,19 miliar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Januari 2024. Perpetual bond merupakan obligasi yang diterbitkan tanpa masa pelunasan dan pembayaran kupon dilakukan periodik untuk selamanya. 

Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah menyatakan bahwa Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 menawarkan tingkat kupon yang bersaing sebesar 8,25% per tahun. Tingkat kupon tersebut bertujuan untuk menarik partisipasi dari masyarakat. 

“Dana yang berhasil dihimpun tersebut kemudian akan digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur berkelanjutan yang berlandaskan prinsip Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) di Indonesia," ujar Reynaldi dalam keterangan tertulisnya pada Senin, 15 Januari 2024.

Sebelumnya, IIF juga berhasil mencatatkan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 senilai Rp500 miliar pada 27 Desember 2023, dengan kupon berkisar antara 6,45% hingga 6,8%.

"Pencatatan dua instrumen tersebut di BEI memiliki signifikansi tersendiri bagi IIF dalam hal alternatif sumber pendanaan dan membuktikan suatu pencapaian baru bagi IIF di sektor pasar modal Indonesia," kata dia.

Asal tahu saja, Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idAAA (triple A, outlook stabil) untuk Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023. Sementara itu, Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 diberi peringkat idAA (double A, outlook stabil). 

Hingga September 2023, IIF berhasil mencatat penyaluran kredit sebesar Rp13 triliun, dengan proyek energi terbarukan di sektor ketenagalistrikan menjadi kontributor utama dalam pencapaian pembiayaan IIF. 

Dengan struktur permodalan yang lebih kokoh, lanjut Reynaldi, IIF menyatakan bahwa ini akan memberikan fleksibilitas lebih dalam melaksanakan ekspansi bisnisnya.

Sementara itu, dari segi pendapatan, hingga September 2023, pendapatan bunga IIF mengalami pertumbuhan sebesar 15% menjadi Rp1 triliun year-on-year (YoY). 

Adapun pendapatan non-bunga tumbuh sebesar 53% menjadi Rp83,8 miliar YoY. Sebagai akibatnya, pencapaian ini mendorong pertumbuhan laba bersih IIF sebesar 17% menjadi Rp68,4 miliar pada September 2023 YoY.