Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menerima kunjungan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris H.E Mr Graham Stuart MP
Nasional

Indonesia-Inggris Sepakat Optimalkan Kolaborasi Komoditas Perkebunan dan Kehutanan

  • Total nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Inggris pada tahun 2022 mencapai jumlah US$2,7 miliar atau setara dengan Rp40,5 triliun (kurs Rp15.000).
Nasional
Bintang Surya Laksana

Bintang Surya Laksana

Author

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, bertemu dengan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris, H.E Mr Graham Stuart MP, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Senin, 7 Agustus 2023. 

Pertemuan tersebut membahas isu mengenai perdagangan komoditas pertanian Indonesia – Inggris, petani kecil dan sertifikasi, serta komitmen terhadap perdagangan sektor pertanian dan isu perubahan iklim, termasuk perkembangan Forest Agriculture, Commodities, and Trade (FACT) Dialogue.

Melansir dari situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, total nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Inggris pada tahun 2022 mencapai jumlah US$2,7 miliar atau setara dengan Rp40,5 triliun (kurs Rp15.000). Angka tersebut menunjukkan peningkatan 4.9 persen dari total perdagangan kedua negara pada tahun 2021. Perdagangan komoditas pertanian antara Indonesia dan Inggris dari tahun 2021 hingga 2022 menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan sekitar 10,59 persen.

Airlangga menyampaikan beberapa komitmen Indonesia pada perdagangan komoditas pertanian dan perubahan iklim termasuk upaya kebijakan perkebunan berkelanjutan Indonesia dalam menanggapi kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR), yang baru-baru ini dikeluarkan Uni Eropa.

 

“Penting bagi Inggris untuk mengetahui dan mengakui sepenuhnya standar keberlanjutan nasional sehingga menciptakan kondisi menuju akses pasar yang lebih baik untuk produk yang diproduksi secara berkelanjutan ke Inggris,” kata Airlangga .

Pusat perhatian dari kolaborasi utama antara kedua negara dalam upaya pengelolaan kayu dan produk kayu secara sah dan berkelanjutan tercermin melalui perjanjian Forest Law Enforcement, Governance, and Trade - Voluntary Partnership Agreement (FLEGT - VPA) yang mulai diberlakukan secara resmi sejak bulan Desember 2018.

Pertemuan juga membahas mengenai langkah yang akan ditempuh ke depan dalam kerangka keketuaan bersama Indonesia dan Inggris pada FACT Dialogue, yang merupakan negara produsen dan konsumen sektor perkebunan dan kehutanan. Terutama mengenai aspek keberlanjutan dalam rangka pengurangan emisi secara global. Downstream isu tematik dari FACT Dialogue yaitu Transparency and Traceability, Smallholder Support, Trade and Market Development, dan Research, Development, and Innovation.

Keketuaan bersama Indonesia dalam forum dialog ini akan berakhir pada akhir tahun 2023, selanjutnya kedua negara sedang mempersiapkan tindak lanjut dari FACT Dialogue pasca kepemimpinan Indonesia.

“Pemerintah Inggris mengapresiasi kerja sama Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sebagai Co-chair FACT Dialogue dan mengharapkan forum dialog non-negosiasi ini dapat terus menjadi forum bagi negara produsen dan konsumen komoditas perkebunan dan kehutanan untuk membahas aspek keberlanjutan,” ujar Stuart, yang juga menjabat sebagai Co-chair Inggris untuk FACT Dialogue.

Kedua Menteri juga menyinggung kerja sama transisi energi rendah karbon untuk akselerasi target Net Zero Emission (NZE) 2060, termasuk pengembangan energi baru dan terbarukan. Indonesia dan Inggris memiliki mekanisme kerja sama “Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia” (MENTARI) yang baru-baru ini diperpanjang hingga 2027.