Suasana deretan gedung apartemen di kawasan Jakarta Barat, Sabtu, 11 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Indonesia Jadi Tujuan Crazy Rich Australia dan Korsel untuk Investasi Hunian Premium

  • Tahun 2023 menjadi titik balik pasar hunian premium di Asia Pasifik termasuk Indonesia.
Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara pilihan bagi para orang kaya di dunia atau High Net Worth Individuals (HNWIs) seperti Australia dan Korea Selatan (Korsel) untuk membeli rumah kelas premium.

Hal tersebut terungkap dalam The Wealth Report oleh lembaga riset dan konsultan properti Knight Frank. UHNWIs adalah mereka yang memiliki kekayaan lebih dari US$30 juta atau setara dengan Rp465 miliar (kurs Rp15.500 per dolar Amerika Serikat).

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan pertumbuhan harga hunian premium di Indonesia saat pandemi memang sempat terkoreksi, namun pada 2022 harga kembali menguat. 

“Hal ini menunjukkan adanya ketertarikan para investor untuk berbelanja di pasar premium residensial Indonesia,” kata dia, dalam press conference di Jakarta, belum lama ini.

Selanjutnya, menurut laporan The Wealth Report, Indonesia masuk sebagai salah satu dari 100 negara yang memiliki pertumbuhan positif untuk harga hunian premium. Kondisi ini juga diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun ini.  

Indonesia juga tercatat memiliki harga residensial yang menarik sebagai target investasi prime property. Laporan juga mencatat bahwa pada 2022, harga hunian premium di Indonesia sudah kembali menguat.

Asia Pasifik Alami Pemulihan Properti

Head of Research Knight Frank Asia-Pasifik mengatakan Christine Li mengungkapkan tahun 2023 menjadi periode titik-balik yang sangat penting bagi sektor properti di kawasan Asia Pasifik. Pada tahun ini, terjadi perubahan ‘permacrisis’, yang menurut kamus Bahasa Inggris Collins adalah periode ketidakstabilan dan ketidak-amanan yang berkepanjangan.

Optimisme ini didorong oleh perbaikan nilai aset, keyakinan akan adanya perubahan nilai, dan juga harapan akan membaiknya situasi ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Pencabutan kebijaksanaan Zero-Covid di Tiongkok juga memperkuat prospek pasar perumahan di kawasan Asia Pasifik ini. 

Meskipun ada tekanan inflasi, efek positifnya akan lebih besar akibat pertambahan arus perdagangan dan supply chain yang lebih efisien seiring dengan waktu. 

“Dengan normalisasi arus modal, kami percaya kalau para investor akan mendaur kesempatan di kondisi pasar yang masih lemah sekarang ini,” kata dia.

Sementara, dalam laporan itu juga disebutkan Hong Kong, Singapura, dan Sydney tetap menjadi kota tujuan investasi utama bagi orang kaya di dunia dengan transaksi properti ultra-prime (di atas US$25 juta) pada 2022 yang lebih baik daripada pasar global lainnya. 

Sebanyak 345 transaksi terjadi untuk penjualan super-prime (di atas US$10 juta) dan 53 transaksi untuk ultra-prime (di atas US$25 juta) di kota-kota ini.

Pada 2023, sebanyak 45% High Net Worth Individuals (HNWIs) di kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan mengalami peningkatan kekayaan dibanding tahun 2022 yang hanya sebesar 25%. Fakta ini akan menjadi kesempatan baik bagi pelaku pasar properti di seluruh kawasan tersebut.