Indonesia Kalah Gugatan Nikel di WTO, Jokowi Perintahkan Menteri Naik Banding
- Jokowi menyatakan Indonesia naik banding atas gugatan yang dilayangkan oleh Uni Eropa di WTO untuk ekspor nikel.
Nasional
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indoensia mendapatkan nilai tambah yang sangat besar dari ekspor nikel dan hilirasinya.
Untuk itu, Jokowi menyatakan Indonesia akan melawan gugatan yang dilayangkan oleh Uni Eropa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk ekspor bijih nikel.
"Sekali lagi meskipun kita kalah di WTO, kita digugat oleh Uni Eropa, enggak apa-apa, saya sampaikan ke menteri untuk banding," ujar Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi, Rabu, 30 November 2022.
- Jahja Setiaatmadja: Indonesia Bebas Resesi 2023
- Arkeolog Mesir Temukan Hampir 300 Mumi di Sistem Terowongan Bawah Tanah
- Kejar Target Kontrak Baru 2022, Begini Prospek Kinerja BUMN Karya
Sebagai informasi, Indonesia kalah gugatan di WTO oleh Uni Eropa. Adapun hasil putusan panel WTO yang dicatat dalam sengketa DS 592 sudah muncul pada 17 Oktober 2022.
Isi dalam putusan tersebut yaitu memutuskan bahwa kebijakan ekspor dan kewajiban pengolahan dan pemurian mineral nikel di Indonesia terbukti melanggar ketentuan WTO pasal XI.1 GATT 1994 dan tidak dapat dijustifikasi dengan pasal XI.2 (a) dan XX (d) GATT 1994.
Kemudian, dalam final panel report itu juga berisi panel menolak pembelaan yang diajukan oleh pemerintah Indonesia terkait dengan keterbatasan jumlah cadangan nikel nasional serta melaksanakan good mining practice sebagai dasar pembelaan.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan, keputusan panel belum memiliki kekuatan hukum tetap.
Maka Indonesia tidak perlu mengubah peraturan atau bahkan mencabut kebijakan yang dianggap tidak sesuai sebelum keputusan sengketa diadopsi Dispute Settlement Body (DSB).
Potensi Ekspor
Arifin mengungkapkan pada tujuh tahun yang lalu, pemerintah mengekspor bahan mentah dengan nilai setahun hanya mencapai US$1,1 miliar atau Rp19-20 triliun, karena ia mengklaim yang diekspor adalah raw material.
Ia menambahkan, setelah Indonesia memiliki smelter dan industri serta turunannya, pada tahun 2021 kemarin, ekspor di Tanah Air mencapai US$20,8 miliar, sudah lebih dari Rp327 triliun. (Kurs Rp15.737 per dolar Amerika Serikat)
"Ekspor kita sudah US$20,8 miliar. Artinya sudah 18 kali lipat kita hitung nilai tambahnya," ungkapnya dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi, Rabu, 30 November 2022.