Fintech
JAKARTA - Indonesia, Malaysia dan Thailand berupaya kembangkan AI dan Blockchain untuk meningkatkan produk hahal. Hal ini diterapkan dalam forum pertemuan 17th Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Working Group on Halal Product and Service (WGHAPAS) yang diselenggarakan di Bandar Lampung.
Mengutip laman Kementerian Agama Jumat, 7 Juli 2023, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJH), mengapresiasi dan memberikan dukungan atas sejumlah kesepakatan forum IMT-GT . Terutama, terkait inovasi dan transfer teknologi melalui pengembangan Artificial Intelligence (AI) dan juga Blockchain untuk memperkuat atau peningkatan jaminan sektor produk halal.
“Kami mengapresiasi hasil kesepakatan dalam forum IMT-GT. Salah satunya menjadikan Artificial Intelligence (AI) dan Blockchain sebagai salah satu konsen penting dalam sinergi pengembangan produk halal ke depan, yang akan segera ditindaklanjuti dengan pembahasan spesifik dalam framework IMT-GT,” ujar Kepala BPJPH Aqil sebagaimana dikutip TrenAsia.com.
Kepala BPJPH mengatakan bahwa forum IMT-GT juga merumuskan beberapa senergi lainnya. Selain meninjau kerja sama integrated blockchain system dengan 3 negara. Saat ini, forum telah sepakat untuk memperkuat kebijakan halal negara anggota yang berkaitan dengan kebijakan internal, program internal, dan regulasi. Selain itu, memperkuat data ekspor dan impor produk halal, serta memadukan juga menerapkan standar halal bersama antar 3 negara.
- 5 Cara Cerdas Hidup Hemat Tapi Tetap Bahagia
- Berubah Kebijakan Lagi, Twitter Web Kini Izinkan Pengguna Lihat Tweet Tanpa Sign In
- Pengadilan Tipikor Tunda Pembacaan Putusan Kasus PT Jasindo
Aqil juga menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi seperti AI dan blockchain saat ini merupakan sebuah kebutuhan. Karena, ekosistem halal yang kuat dituntut untuk adaptif dan responsif terhadap perkembangan industri produk halal yang dinamis dengan cakupan sangat luas.
“Bagi BPJPH sendiri, pemanfaatan AI serta blockchain telah kita jadikan pilot project guna mewujudkan layanan jaminan produk halal yang andal, akurat, dan mampu memberikan kemudahan bagi seluruh penerima manfaat. Baik itu pelaku usaha maupun para stakeholder yang terkait,” jelas Aqil.
Aqil berharap, seluruh hasil pembahasan serta kesepakatan dalam forum yang dihasilkan dalam 3 hari itu dapat segera diambil langkah selanjutnya. Hal ini akan menjadi langkah penting untuk bisa memainkan peran besar dalam ekosistem produk halal global.
“Inovasi dan ide-ide strategis yang implementatif seperti itu akan terus dibutuhkan, untuk memastikan sektor produk halal dapat terus berkontribusi bagi ketahanan ekonomi melalui peningkatan daya saing dan konektivitas perdagangan yang menopang bertumbuhnya ekonomi secara lebih cepat, lebih inklusif, dan berkelanjutan," tandasnya.
Blockchain diketahui sebagai teknologi cryptocurrency yang dibicarakan masyarakat. Bahkan, beberapa negara sudah mulai memanfaatkan teknologi tersebut. Lebih rinci, block-block tersebut berisikan catatan transaksi, dan juga dapat melacak asset dari sebuah jaringan bisnis.