Aktivitas warga di perkampungan kumuh kawasan pesisir Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa, 11 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia.com
Makroekonomi

Indonesia Masih Punya PR Entaskan 25,9 Juta Warga Miskin

  • Sebagai informasi, orang dimasukkan kategori miskin apabila pengeluarannya di bawah Rp550 ribu per bulan.

Makroekonomi

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat warga miskin di Indonesia masih ada sebanyak 25,9 juta orang per akhir Maret 2023. Jumlah tersebut mencapai 9,36% dari total penduduk Tanah Air. Angka ini berkurang 460 ribu orang dibandingkan akhir September 2022 yakni sebanyak 26,36 juta orang atau 9,57% dari total jumlah penduduk.

Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto, mengatakan ada penurunan jumlah warga miskin sebesar 0,21% dari periode September 2022 ke Maret 2023. “Tingkat kemiskinan Maret 2023 lebih rendah bila dibandingkan kondisi September 2022,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa 18 Juli 2023.

Sebagai informasi, orang dimasukkan kategori miskin apabila pengeluarannya di bawah Rp550 ribu per bulan. Saat ini penduduk miskin terbanyak masih terpusat di pedesaan. Jumlah orang miskin di perdesaan tercatat sebanyak 14,16 juta orang, turun 12,22% dibandingkan September 2022 sebanyak 14,38 juta orang.

Sementara jumlah orang miskin di perkotaan tercatat sebanyak 11,74 juta orang di akhir Maret 2023. Realisasi ini turun 7,29% dari 11,98 juta orang miskin di September 2022. Atqo mengatakan tingkat kemiskinan di wilayah perdesaan sudah lebih rendah dari sebelum pandemi. “Sedangkan di perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan kondisi sebelum pandemi,” urainya.

Lebih lanjut, BPS mencatat tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan di Tanah Air menurun baik di perkotaan maupun perdesaan. Artinya, kehidupan masyarakat lebih baik jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Pada Maret 2023, indeks kedalaman maupun keparahan kemiskinan menunjukkan penurunan dibandingkan dengan September 2022," ujar Atqo.

Sementara itu, sejumlah pemerintah provinsi (pemprov) terus menekankan pentingnya program pengentasan kemiskinan dalam prioritas pembangunan, salah satunya Pemprov Bengkulu. Masih ada 291.790 warga Bengkulu yang tercatat sebagai penduduk miskin, per September 2022. 

Angka itu setara 14,34% warga di provinsi tersebut. Persentase tersebut lebih baik dibanding tahun 2021 yakni sebesar 14,43% penduduk miskin atau sekitar 292.930 orang. Di tahun 2023, Bengkulu masuk dalam 10 Provinsi dengan penurunan presentasi angka kemiskinan sebesar 0,28%.

Akurasi Program Kemiskinan

Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, Rosjonsyah, mengatakan pihaknya terus menggulirkan inovasi program untuk penanggulangan kemiskinan. Koordinasi dengan daerah pun intens dilakukan, salah satunya lewat rapat koordinasi percepatan penanggulangan kemiskinan. 

Pihaknya mengatakan penurunan angka kemiskinan itu tak lepas dari sejumlah strategi, di antaranya menurunkan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan dan penurunan jumlah kantung-kantung kemiskinan.

Ke depan, Gubernur akan menekankan pentingnya akurasi program yang tepat sasaran. "Mudah-mudahan dengan adanya diskusi pada Rakor ini, kami dapat memaksimalkan apa saja yang menjadi kendala signifikan dalam mencapai target penurunan angka kemiskinan,” tutur Rosjonsyah.