<p>Pengunjung melihat produk kerajinan pernak pernik di stan UMKM pada pameran In Store Promotion Kementerian Perdagangan di Atrium Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu, 18 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Indonesia Targetkan Ekspor Produk Dekorasi Rumah Tembus Eropa

  • Ekspor produk dekorasi rumah terus meningkat. Sepanjang 2020 nilainya mencapai US$2,47 miliar atau setara Rp34,5 triliun.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan nilai ekspor produk dekorasi rumah sepanjang 2020 mencapai US$2,47 miliar atau setara Rp34,5 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS).

Jumlah tersebut naik 5,13% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$2,35 miliar atau Rp32,9 triliun. Adapun negara tujuan ekspor terbesar meliputi, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan mengatakan pemerintah bahkan menargetkan ekspor produk dekorasi rumah bisa menembus pasar Eropa. Untuk itu, pihaknya menyusun strategi salah satunya dengan mendorong daya saing pelaku bisnis.

Selain itu, Kemendag menyelenggarakan pelatihan umum bagi calon pelatih dan pendamping pada program Local Business Export Coaching (LBEC) periode 2020-2024.

Ada sebanyak 35 pelaku usaha yang akan dibina dalam program LBEC. Mereka didorong untuk membuat produk yang berstandar internasional. “Syarat produknya berbasis serat dan kayu alami, termasuk furnitur kecil,” mengutip siaran resmi, Jumat, 19 Maret 2021. Disebutkan,

Diketahui, program untuk sektor dekorasi rumah ini merupakan kerja sama antara Kemendag dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan (HIMKI), dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas). Kolaborasi tersebut didukung oleh Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries (CBI) Belanda.

Pelatihannya sendiri diikuti oleh 42 orang pendaftar sebagai pelatih dan 46 pendaftar sebagai pendamping. Mereka berasal dari berbagai kementerian, asosiasi, perusahaan, dan universitas.

Kasan bilang, peserta dibimbing oleh tenaga ahli dari CIPS Belanda untuk mempersiapkan pembinaan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang akan melakukan ekspor.

Pada akhir Maret nanti, calon pelatih dan pendamping terpilih kembali mendapat bimbingan lebih lanjut sesuai dengan kriteria dan kelompok kerja.

CBI Belanda akan memberikan modul pembelajaran mengenai perencanaan pemasaran ekspor, intergrasi desain keberlanjutan, persyaratan akses pasar, dan intelegensi pasar.

Kemudian untuk materi nonteknis, yakni partisipasi perdagangan adil dan efektif, tanggung jawab sosial perusahaan dan keterampilan pendampingan lainnya.