<p>Warga mengakses salah satu platform e-commerce untuk berbelanja secara daring melalui gawai dalam rangka Hari Belanja Online Nasional atau &#8216;Harbolnas 11.11&#8217; di Tangerang, Banten, Rabu, 11 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
TEKNOLOGI

Indonesia Terancam Hanya Jadi Pasar Teknologi Global

  • JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan tanpa transformasi digital yang kuat, Indonesia berpotensi hanya menjadi pasar dari perkembangan teknologi global. Tranformasi termaksud adalah sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing global serta infrastruktur digital yang merata di seluruh penjuru Nusantara. Apabila kedua persyaratan ini terpenuhi, Indonesia berpeluang menjadi negara dengan perekonomian digital terbesar […]

TEKNOLOGI
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan tanpa transformasi digital yang kuat, Indonesia berpotensi hanya menjadi pasar dari perkembangan teknologi global.

Tranformasi termaksud adalah sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing global serta infrastruktur digital yang merata di seluruh penjuru Nusantara.

Apabila kedua persyaratan ini terpenuhi, Indonesia berpeluang menjadi negara dengan perekonomian digital terbesar di Asia Tenggara.

Menurut eConomy SEA (2019), pada 2019 nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$40 miliar. Angka ini diperkirakan akan naik hingga US$133 miliar pada 2030. Sayangnya, Indonesia masih berada di papan bawah daya saing digital.

Merujuk World Digital Competitiveness Ranking, daya saing digital nasional berada pada urutan 56 dari 62 negara di dunia. Simpulan yang sama juga tercermin dalam laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI).

Di mana skor indeks median provinsi-provinsi di Indonesia adalah 27,9 (dari skala 0 sampai 100) untuk 34 provinsi. Rinciannya, Jakarta menjadi provinsi dengan indeks tertinggi (skor: 79,7), sementara Papua menempati urutan terakhir (skor: 17,7).

“Dengan kondisi ini, Indonesia terancam hanya menjadi pasar dan dapat kehilangan kesempatan memetik dampak baik teknologi ini,” dikutip dari laporan hasil survei Status Literasi Digital Indonesia 2020, Jumat, 20 November 2020.

Akar Permasalahan

Penyebab lemahnya daya saing digital disebabkan oleh literasi digital yang rendah. Tidak hanya berpengaruh pada daya saing, tetapi juga ancaman kerentanan dari penyebaran konten negatif, hoaks, ujaran kebencian, perundungan, ragam praktik penipuan hingga radikalisme.

Situs itsupplychain.com pernah memuat bahwa peluang warga negara Indonesia terkena serangan siber mencapai 76%. Sedangkan data Kominfo menyebutkan bahwa ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang telah terindikasi sebagai penyebar informasi palsu.

“Dengan data ini, jelas terlihat betapa pentingnya upaya peningkatan literasi digital.”

Menjawab masalah ini, Kominfo meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) SiBerkreasi. Gerakan ini bertujuan mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi menyebarkan konten positif melalui internet dan lebih produktif di dunia digital.

Upaya penanggulangan dilakukan dengan cara menyosialisasikan literasi digital ke berbagai sektor terutama pendidikan. Di antaranya, dengan mendorong dimasukkannya materi literasi digital ke dalam kurikulum formal.

Gerakan ini juga mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi menyebarkan konten positif melalui internet dan lebih produktif di dunia digital.