logo
Ilustrasi Bayraktar TB3.
Tekno

Indonesia-Turki Sepakati Produksi Banagun Drone, Berikut Spesifikasi Bayraktar TB3 dan Akıncı

  • Dalam sebuah langkah bersejarah yang akan mengubah lanskap pertahanan di Asia Tenggara, perusahaan pertahanan Indonesia dan Turki telah menandatangani perjanjian penting untuk menjalin usaha patungan dalam produksi, perakitan, dan pemeliharaan kendaraan tempur udara tak awak (UCAV) canggih di kawasan ini.

Tekno

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Dalam sebuah langkah bersejarah yang akan mengubah lanskap pertahanan di Asia Tenggara, perusahaan pertahanan Indonesia dan Turki telah menandatangani perjanjian penting untuk menjalin usaha patungan dalam produksi, perakitan, dan pemeliharaan kendaraan tempur udara tak awak (UCAV) canggih di kawasan ini.

Dilansir dari Defence Security Asia, perjanjian tersebut—yang ditandatangani di hadapan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto—menandai era baru dalam kerja sama pertahanan, membuka jalan bagi Indonesia untuk memperoleh hingga 60 UCAV Bayraktar TB3 dan sembilan UCAV Bayraktar Akıncı yang tangguh.

Erdoğan, yang saat ini sedang melakukan kunjungan kerja ke tiga negara, tiba di Indonesia kemarin setelah sebelumnya mengunjungi Malaysia.

Setelah menyelesaikan tugasnya di Indonesia, Presiden Turki dijadwalkan mengunjungi Pakistan sebelum kembali ke Istanbul.

Kolaborasi ini melibatkan Baykar Technologies, produsen UCAV Bayraktar TB3 dan Bayraktar Akıncı, serta Republikorp, perusahaan pertahanan asal Indonesia.

Dilansir dari baykartech.com, Bayraktar TB3 mampu melaksanakan operasi bersenjata di luar negeri berkat fitur khusus, seperti sayap lipat yang memungkinkannya digunakan di kapal induk.

Drone ini dapat dioperasikan dari jarak yang sangat jauh berkat kemampuan komunikasi Line-Of-Sight (LOS) dan Beyond-Line-Of-Sight (BLOS).

Dilansir dari Defence Security Asia, Bayraktar TB3 merupakan varian terbaru dari Bayraktar TB2, drone tempur yang telah terbukti efektif dan telah digunakan di berbagai zona konflik, seperti Nagorno-Karabakh, Suriah, dan Ukraina.

Sebagian besar UCAV Bayraktar TB3 dan Akıncı yang diakuisi Indonesia diperkirakan akan diproduksi atau dirakit di fasilitas baru yang didirikan di dalam negeri, sebagai bagian dari kerja sama antara Baykar dan Republikorp.

Selain mempererat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Türkiye, kemitraan ini juga akan meningkatkan kapasitas industri pertahanan Indonesia, memungkinkan negara ini untuk lebih mandiri dalam produksi sistem pertahanan, khususnya dalam teknologi drone.

Türkiye sendiri merupakan salah satu produsen drone tempur terkemuka di dunia.

CEO Baykar Technology Haluk Bayraktar menyatakan perusahaan akan memberikan alih teknologi, dukungan produksi, dan program pelatihan sebagai bagian dari kerja sama ini.

Sementara, Ketua Republikorp Norman Joesoef, menekankan bahwa mereka akan fokus pada pengembangan infrastruktur lokal dan pemberian lisensi kepada spesialis Indonesia untuk mendukung inisiatif tersebut.

Bayraktar TB3 dirancang untuk beroperasi dari kapal induk landasan pacu pendek, seperti TCG Anadolu, serta dilengkapi sayap lipat untuk mempermudah penyimpanan dan operasional di kapal angkatan laut.

Memiliki daya tahan lebih dari 24 jam, Bayraktar TB3 dapat dilengkapi dengan berbagai sistem persenjataan, termasuk:

- L-UMTAS (Sistem Rudal Anti-Tank Jarak Jauh)

-Amunisi pintar mikro MAM-C, MAM-L, dan MAM-T

- Roketsan Cirit, rudal berpemandu laser 70mm

- Amunisi TÜBİTAK-SAGE BOZOK, TOGAN, dan KUZGUN

Bayraktar TB3 memiliki lebar sayap 14 meter dan panjang fuselage 8 meter. Drone ini dirancang untuk misi intelijen, pengawasan, pengintaian (ISR), serta penyerangan, menjadikannya aset berharga dalam operasi militer modern.

Pada Desember 2023, Bayraktar TB3 mencetak rekor daya tahan terbaru dengan berhasil menyelesaikan penerbangan selama 32 jam, menempuh jarak 5.700 km.

Bayraktar TB3 dengan kemampuan lepas landas dan pendaratan pendek (STOL) pertama kali diperkenalkan ke publik di Bandara Atatürk, Istanbul, dalam pameran teknologi terbesar Türkiye, Teknofest, yang berlangsung pada 27 April hingga 1 Mei 2023, bertepatan dengan perayaan 100 tahun Republik Türkiye.

Sementara, Bayraktar Akıncı, yang memiliki berat lepas landas 5.500 kg, mampu mencapai ketinggian hingga 40.000 kaki dengan daya tahan operasional lebih dari 20 jam.

Drone ini dilengkapi dengan sensor elektro-optik/inframerah/penanda laser (EO/IR/LD), radar multi-mode Active Electronically Scanned Array (AESA), serta sistem intelijen sinyal (SIGINT).

Bayraktar Akıncı mampu mengumpulkan dan menganalisis data dari sensor serta kamera onboard menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang canggih.

Kemampuan ini memungkinkan UCAV Akıncı untuk menjalankan misi ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian) dengan sangat efektif. Selain operasi ISR, Bayraktar Akıncı juga dapat dipersenjatai dengan berbagai amunisi presisi, termasuk:

- Amunisi pintar MAM-C, MAM-L, dan MAM-T

- Roket berpemandu Roketsan Cirit

- Rudal berpemandu L-UMTAS dan Bozok

- Bom MK-81, MK-82, dan MK-83

- Rudal jelajah SOM-A

- Rudal udara-ke-udara Gökdoğan dan Bozdoğan

Kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam hubungan pertahanan Türkiye-Indonesia, menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam industri UCAV di kawasan serta memperkuat posisi Türkiye sebagai pemimpin global dalam teknologi perang drone.