Indorama Milik Orang Terkaya ke-5 RI Akuisisi Perusahaan Tambang Emas Cikondang Kencana Prima
JAKARTA – Emiten tekstil PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) milik konglomerat Sri Prakash Lohia resmi mengakuisisi 80% kepemilikan saham perusahaan tambang emas PT Cikondang Kencana Prima (CKP). Presiden Direktur Indo-Rama Synthetics Vishnu Swaroop Baldwa mengatakan transaksi pengambilalihan saham ini dilakukan pada 24 Februari 2021. Dengan begitu, kata dia, CKP akan menjadi anak perusahaan dari INDR. […]
Korporasi
JAKARTA – Emiten tekstil PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) milik konglomerat Sri Prakash Lohia resmi mengakuisisi 80% kepemilikan saham perusahaan tambang emas PT Cikondang Kencana Prima (CKP).
Presiden Direktur Indo-Rama Synthetics Vishnu Swaroop Baldwa mengatakan transaksi pengambilalihan saham ini dilakukan pada 24 Februari 2021. Dengan begitu, kata dia, CKP akan menjadi anak perusahaan dari INDR.
“Selain CKP menjadi anak perusahaan INDR, tidak ada dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan,” ujarnya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Minggu, 28 Februari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Adapun transaksi ini merupakan lanjutan dari keterbukaan informasi dan fakta material yang disampaikan perseroan pada 28 Desember 2020. Pada saat itu, perseroan melaporkan adanya perjanjian jual beli bersyarat untuk mengakuisisi 80% saham CKP dari pemegang saham yang ada pada 23 Desember 2020.
Berdasarkan keterbukaan informasi tersebut, nilai transaksi yang digelontorkan INDR untuk transaksi tersebut sebesar Rp300 miliar. Termasuk Rp50 miliar yang diberikan sebagai pinjaman kepada afiliasi dari pemegang saham CKP.
Di tengah pandemi, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp8,24 triliun sepanjang 2020. Angka ini turun 23,27% year-on-year (yoy) dari realisasi pendapatan INDR pada tahun sebelumnya Rp10,75 triliun.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Penurunan pendapatan diikuti oleh anjloknya laba bersih perseroan hingga 83,65% yoy menjadi Rp87,22 miliar pada 2020, dari Rp533,54 miliar pada tahun sebelumnya. Namun, INDR sukses menekan beban pokok pendapatan mencapai 22,98% secara tahunan dari Rp10,13 triliun menjadi Rp7,8 triliun.
Di lantai bursa, harga saham INDR tergelincir 2,19% ke level Rp3.130 per lembar pada akhir perdagangan Jumat 26 Februari 2021. Laba per saham dasar (EPS) INDR turun menjadi Rp133 pada akhir tahun 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp814,8.
Asal tahu saja, mayoritas saham INDR saat ini masih digenggam oleh Sri Prakash Lohia melalui Indorama Holding B.V. Total kepemilikan saham IHBV di sini sebanyak 34,03%.
Tahun 2020, majalah Forbes menobatkan Sri Prakash Lohia sebagai orang terkaya ke-5 di Indonesia. Total hartanya ditaksir mencapai US$5,6 miliar atau setara Rp84,53 triliun.