<p>Ilustrasi industri aneka. Sumber: agolf.xyz</p>
Industri

Industri Aneka Ikut Sempoyongan

  • JAKARTA – Sektor industri aneka, seperti alat musik, alat olahraga, dan alat tulis ikut terdampak pandemi virus Corona (COVID-19). Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengungkapkan, saat ini industri aneka tengah melakukan penyesuaian bisnisnya. “Secara umum, industri aneka masih melakukan aktivitas produksi dengan tetap menyesuaikan kondisi perusahaan,” ujarnya […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Sektor industri aneka, seperti alat musik, alat olahraga, dan alat tulis ikut terdampak pandemi virus Corona (COVID-19).

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengungkapkan, saat ini industri aneka tengah melakukan penyesuaian bisnisnya.

“Secara umum, industri aneka masih melakukan aktivitas produksi dengan tetap menyesuaikan kondisi perusahaan,” ujarnya dalam siaran tertulis, Selasa, 28 April 2020.

Gati mengungkapkan, penurunan utilitas produksi dari industri aneka disebabkan oleh merosotnya permintaan secara global, serta timbulnya kekhawatiran terhadap pemenuhan bahan baku yang berasal dari impor.

PT Pembina Hyose di Bogor dan PT Inkor Bola Pasific di Surabaya, misalnya, keduanya saat ini telah menghentikan produksi dan meliburkan karyawan hingga situasi dianggap kondusif.

Selain itu, PT AW Fiber Castle Indonesia, lanjut Gati, tengah menyesuaikan kebijakan perusahaan dengan kondisi wilayahnya, seperti pengaturan jadwal masuk dan libur karyawan, mewajibkan penggunaan masker, cuci, tangan, dan pemberian vitamin.

Sebagai informasi, hingga tahun 2019, Kemenperin telah mencatat sebanyak 639 perusahaan tergolong sektor industri aneka, baik skala menengah maupun skala besar. “Tenaga kerja yang terserap mencapai 160.000 orang,” kata Gati.

Adapun nilai ekspor industri aneka periode Januari hingga September 2019 kurang lebih US$3,35 miliar, dan pada tahun 2018 mencapai US$4,23 miliar.

Sementara itu, nilai investasi di sektor ini dari tahun 2014 hingga triwulan kedua tahun 2019 menembus Rp1,48 triliun.

“Capaian ini menunjukkan bahwa industri aneka merupakan sektor yang potensial untuk terus dikembangkan,” tutur Gati.