<p>Ilustrasi startup terbesar di dunia 2020 / Istimewa</p>

Industri Butuh Startup Sebagai ‘Problem Solver’

  • Berdasarkan data Global Start Up Ecosystem Report 2020, Indonesia menempati peringkat kedua dalam Top 100 emerging ecosystem.

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menilai perusahaan rintisan berbasis teknologi atau startup dapat mendorong akselerasi industri 4.0. Startup lokal memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan ekonomi digital Tanah Air.

Agus bilang, pelaku industri besar perlu memperkuat kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan startup anak Bangsa. Pasalnya, startup dinilai memiliki keunggulan dalam memberikan solusi terkait digitalisasi terhadap pelaku industri.

Menurutnya, hal ini dapat membantu para pelaku industri kakap untuk meningkatikan efisiensi. Bahkan, bisa membuka peluang memberikan model bisnis baru yang inovatif kepada perusahaan.

“Revolusi industri membutuhkan startup sebagai implementator dan problem solver untuk mewujudkan Indonesia 4.0,” ujarnya dalam Seminar Nasional Startup4Industry 2020 yang diselenggarakan secara daring, Jakarta, Rabu 14 Oktober 2020.

Baginya, perkembangan startup lokal tidak dapat dianggap sebelah mata. Sebab, berdasarkan data Global Start Up Ecosystem Report 2020, Indonesia menempati peringkat kedua dalam Top 100 emerging ecosystem.

Hal tersebut, kata Agus, menunjukkan perkembangan startup Tanah Air telah menjadi salah satu ceruk industri perusahaan rintisan berbasis teknologi dunia, sehingga dilirik oleh banyak investor asing.

“Perkembangan startup kita tidak lepas dari peran sejumlah pihak di dalamnya yang membentuk berujung pada sebuah ekosistem,” imbuhnya.

Program Startup4Industry 2020

Untuk itu, baginya penting untuk meluncurkan program Startup4Industry 2020 bertajuk ‘Indonesia Percaya Diri Dengan Teknologi Dalam Negeri’ tersebut. Program ini diharapkan menekan dampak pandemi dengan memanfaatkan teknologi.

“Kemenperin kembali melaksanakan program Startup4Industry dalam mendorong implementasi teknologi 4.0, dengan menjembatani kebutuhan dunia industri dan masyarakat dengan startup Tanah Air sebagai technology provider”, terang Agus

Ia berpendapat, akan timbul multiplier effect, utamanya kepada sektor industri prioritas dalam Making Indonesia 4.0, yaitu industri otomotif, makanan dan minuman, hingga farmasi. Yang tidak kalah penting, lanjut Agus, adalah memberikan dampak sosial yang positif kepada masyarakat.

Sebagai informasi, Making Indonesia 4.0 diluncurkan pada 2018 oleh Presiden Joko Widodo sebagai inisiatif untuk merevolusi industri dengan implementasi teknologi.

Terkait hal itu, Kementerian Perindustrian diketahui telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong implementasi teknologi 4.0 di antaranya pilot project implementasi industri 4.0 hingga pelatihan digital transformation manager.

Selain itu, terdapat juga sosialisasi dan seminar tentang industri 4.0, peluncuran Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), serta program Startup4Industry. (SKO)