Ilustrasi Produksi Crude Palm Oil (CPO)
Industri

Industri CPO Menggeliat, Volatilitas Harga Makin Menguat

  • Industri minyak sawit global mulai menggeliat dan mengakibatkan harga crude palm oil (CPO) mengalami volatilitas yang tinggi pada beberapa periode terakhir.
Industri
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Industri minyak sawit global mulai menggeliat dan mengakibatkan harga crude palm oil (CPO) mengalami volatilitas yang tinggi pada beberapa periode terakhir.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan mengatakan produksi minyak sawit Indonesia pada Mei 2023 tumbuh 12,4% secara bulanan (mom) menjadi 4,6 juta ton. Sementara produksi Malaysia tetap kuat pada 1,4 juta ton.

“Perolehan angka tersebut yang dicatatkan Malaysia masih lebih tinggi dari periode Januari-April 2023, terutama didukung oleh kembalinya tenaga kerja,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin, 31 Juli 2023.

Menurutnya, ekspor dari kedua negara sekarang menunjukkan tren positif karena permintaan yang lebih tinggi terutama dari India. Sedangkan ekspor ke negara-negara Eropa masih terlihat beragam, menyusul tingkat persediaan saat ini berada dalam tren tumbuh karena produksi yang lebih tinggi.

Selain itu, lanjut Rizkia, ketegangan geopolitik yang meningkat dan pemblokiran jalur pengiriman Laut Hitam dapat menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk minyak sawit dan diskon yang melebar terhadap pesaing, termasuk minyak kedelai, juga mendukung pasar. 

“Ini diperkuat lagi oleh kemungkinan El Nino berlanjut sebesar 90 persen pada semester kedua tahun ini, yang akan membawa kekeringan ke Indonesia dan Malaysia, yang mungkin berdampak negatif terhadap produksi dan pasokan CPO,” terangnya.

Sementara itu, peraturan baru di Indonesia yang dimulai pada Agustus 2023 mengenai devisa hasil eskpor dinilai Rizkia dapat menghambat arus kas bagi perusahaan sawit yang fokus pada ekspor.

Rizkia juga melihat adanya peningkatan volatilitas pada harga CPO, di mana pada Juni 2023, harga minyak sawit Malaysia rata-rata US$767 per ton, turun sekitar 9,0% mom dari US$843 per ton pada Mei 2023. 

“Per 28 Juli 2023, harga telah kembali naik menjadi US$849 per ton, menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 10,7 persen sepanjang bulan berjalan,” imbuhnya. 

Dengan volatilitas yang mungkin berlanjut karena alasan tersebut, Rizkia memproyeksikan harga CPO akan mengalami kenaikan moderat pada periode Agustus 2023. “Secara keseluruhan, kami mempertahankan pandangan netral terhadap sektor ini,” pungkasnya.