Industri Makanan dan Minuman Pimpin Rebound Ekonomi RI
JAKARTA – Sebagai salah satu sektor manufaktur andalan, industri makanan dan minuman (mamin) terus mendapat berbagai dorongan dari pemerintah untuk menjaga tren pertumbuhan positif khususnya di tengah pandemi COVID-19. Pemerintah telah melonggarkan beberapa aktivitas masyarakat termasuk sektor pariwisata. Hal ini menjadi sinyal positif industri mamin untuk menjadikan momentum libur panjang akhir tahun sebagai waktu menyelenggarakan […]
Industri
JAKARTA – Sebagai salah satu sektor manufaktur andalan, industri makanan dan minuman (mamin) terus mendapat berbagai dorongan dari pemerintah untuk menjaga tren pertumbuhan positif khususnya di tengah pandemi COVID-19.
Pemerintah telah melonggarkan beberapa aktivitas masyarakat termasuk sektor pariwisata. Hal ini menjadi sinyal positif industri mamin untuk menjadikan momentum libur panjang akhir tahun sebagai waktu menyelenggarakan acara tertentu.
“Kami menjajaki kemungkinan menyelenggarakan event pada libur panjang akhir tahun untuk mendorong konsumsi masyarakat sekaligus meningkatkan pertumbuhan industri mamin,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Abdul Rochim kepada media, Selasa, 11 Agustus 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Terlebih, pembukaan pusat perbelanjaan akan menambah napas segar bagi pelaku industri mamin untuk memperbaiki kinerja. Untuk itu, Abdul mengatakan fokus Kemenperin saat ini adalah memastikan bahan baku industri mamin tersedia sehingga bisa memenuhi kebutuhan produksi.
Ekspor Mamin
Pada semester I-2020, industri mamin memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor pada sektor manufaktur, dengan angka menembus US$13,73 miliar. Hal ini membuktikan bahwa produk dalam negeri masih mampu bersaing di kancah global.
Menurut Abdul, kinerja positif ini dapat terus dipertahankan apabila pemerintah dan pelaku industri memerhatikan dua hal yaitu kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan percepatan pemulihan pandemi COVID-19.
“Apabila kedua hal ini tercapai, kami memproyeksikan industri mamin dapat tumbuh sekitar 3 persen pada akhir tahun 2020,” tambah Abdul.
Selain itu, masih tumbuhnya industri mamin juga didongkrak meningkatnya kebutuhan masyarakat akan asupan yang bergizi dalam rangka menjaga daya tahan tubuh di masa pandemi. (SKO)