<p>Sejumlah tamu memesan menu makanan di resto COUZ Steak House, Kemang, Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2020. Pemprov DKI Jakarta memperbolehkan kembali masyarakat makan di tempat atau dine-in di restoran, rumah makan dan cafe dengan protokol kesehatan khusus diantaranya maksimal 50 persen kapasitas serta jarak antarmeja dan kursi minimal 1,5 meter kecuali untuk pengunjung yang satu domisili. Selain itu, pengunjung dilarang berpindah-pindah atau berlalu-lalang, alat makan dan minum disterilisasi secara rutin, serta pelayan rumah makan atau kafe wajib mengenakan masker, face shield, dan sarung tangan.<br />
Hal itu berlaku selama  PSBB transisi mulai 12 hingga 25 Oktober 2020. Dine-in diperkenankan mulai pukul 6 pagi sampai 9 malam. Layanan take-away dan delivery order tetap beroperasi selama 24 jam. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Industri Mamin Optimistis Menatap 2021

  • JAKARTA – Industri makanan dan minuman diprediksi bakal mengalami peningkatan pascavaksinasi. “Sektor strategis ini diperkirakan tumbuh positif pada tahun ini, mengingat produk makanan dan minuman sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” menukil keterangan resmi Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim, Rabu, 20 Januari 2021. Ini terlihat dari data pertumbuhan industri sektor ini yang mengalami […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Industri makanan dan minuman diprediksi bakal mengalami peningkatan pascavaksinasi.

“Sektor strategis ini diperkirakan tumbuh positif pada tahun ini, mengingat produk makanan dan minuman sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” menukil keterangan resmi Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim, Rabu, 20 Januari 2021.

Ini terlihat dari data pertumbuhan industri sektor ini yang mengalami peningkatan sepanjang kuartal III-2020. Tercatat, sektor ini menjadi penyumbang terbesar pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 7,02%.

Di samping itu, industri ini juga mencatat nilai ekspor tertinggi dalam kelompok manufaktur hingga US$27,59 miliar pada Januari-November 2020. Kemudian, sumbangan investasi dari industri ini sebesar Rp40,53 triliun pada Januari- September 2020.

Menurut Rochim, pandemi yang berlangsung hampir satu tahun ini telah mengubah pola konsumsi masyarakat, dari yang semula berbelanja langsung menjadi via daring.

“Masyarakat yang terbiasa makan di restoran juga lebih memilih untuk take away atau pesan secara online,” ungkapnya. 

Hal ini menjadi tuntutan tersendiri bagi sektor industri makanan dan minuman, untuk aktif dalam mengembangkan inovasi. Rochim berharap, masyarakat bisa semakin terbantu atas layanan yang tetap memperhatikan protokol kesehatan serta menjaga kebersihan.

Selain itu, kata dia, perubahan pola konsumsi ini juga berkaitan dengan sistem pemasaran, logistik, dan produksi pada industri makanan-minuman. Dalam hal ini, pihaknya telah memperkenalkan konsep industri 4.0 untuk pemasaran secara online

Adapun bidang produksi dengan teknologi pangan olahan, seperti frozen food dikenalkan dengan teknologi pengemasan agar produk lebih awet. 

“Selain itu, diversifikasi juga dapat dilakukan dengan memperkenalkan functional food yang menyasar kesehatan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan asupan gizi,” tuturnya.

Sejauh ini, katanya, Kemenperin telah bekerja sama dengan Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) untuk menyusun buku Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Industri Pangan. Buku ini diharapkan menjadi panduan bagi industri pangan dalam melaksanakan aktivitas produksi di era pandemi.