Ilustrasi industri manufaktur
Industri

Industri Manufaktur Masih jadi Pendorong Ekonomi Indonesia

  • Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 5,17 persen. Sektor industri pengolahan alias manufaktur menjadi pendorong utama ekonomi berdasarkan lapangan usaha.

Industri

Debrinata Rizky

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 5,17%. Sektor industri pengolahan alias manufaktur menjadi pendorong utama ekonomi berdasarkan lapangan usaha.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh Edy Mahmud menyampaikan, perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2023 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.226,7 triliun, sementara berdasarkan harga konstan mencapai Rp3.075,7 triliun.

"Kalau dilihat pertumbuhan ekonomi manufaktur itu lebih ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik maupun global. Kami mencatat manufaktur makanan dan minuman tumbuh sebesar 4,62 persen didorong oleh peningkatan produksi CPO dan CPKO,"  ujarnya pada konpers rilis BPS pada Senin, 7 Agustus 2023.

Edy menyebut selain itu momen libur mulai dari hari raya Idul Fitri dan Idul Adha juga mendorong industri makanan minuman tumbuh. Lalu untuk yang kedua industri logam dasar itu tumbuh sebesar 11,49% didorong oleh peningkatan permintaan ekspor komoditas baja dan feronikel.

Disusul yang ketiga manufaktur alat angkut dan tumbuh sebesar 9,66% yang didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan luar negeri. Terutama kendaraan listrik yang ramah lingkungan.

"Kalau dikomposisikan pertumbuhan ekonomi YoY, sebesar 5,17 persen maka sebetulnya 0,98 persen itu disumbangkan oleh manufaktur," lanjutnya.

Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,28%. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,62%.

Dari sisi penguatan pada beberapa wilayah, kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi kontributor utama ekonomi Nasional dengan peranan sebesar 57,27% dan mencatat laju pertumbuhan sebesar 5,18% (y-on-y) dibanding kuartal II-2022.