Industri Otomotif Bergeliat, Adira Finance Kantongi Pembiayaan Sebesar Rp31,7 Triliun Sepanjang 2022
- Sektor mobil mendominasi perolehan pembiayaan dengan porsi sebanyak 35% alias senilai Rp14,2 triliun
Korporasi
JAKARTA – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) membukukan pembiayaan kendaraan sebesar Rp31,7 triliun atau melejit 22% secara tahunan (year on year/ yoy) dibandingkan dengan tahun lalu.
Direktur Marketing Adira Finance Swandajani Gunadi mengatakan sektor mobil mendominasi perolehan pembiayaan dengan porsi sebanyak 35% alias senilai Rp14,2 triliun. Di peringkat kedua, sektor pembiayaan motor tumbuh sebesar 2,1% sebesar Rp11,4 triliun.
“Kemudian disusul oleh sektor pembiayaan non otomotif sebesar Rp6,2 triliun dengan pertumbuhan 45 persen,” kata Swan dalam konferensi pers, Kamis 6 Januari 2023.
- Penjualan Seret, Tesla Diskon Harga Mobil Listrik di China
- Bikin Peneliti Tertarik, Mitos Mahluk Orang Pendek dari Sumatra Benar Adanya?
- Outlook 2023: Kadar Tinggi Optimisme di Tengah Ketidakpastian Global
- Sudah Sehatkah Keuangan Anda? Cek Lewat 8 Indikator Ini
Ia menambahkan, pembiayaan lain yang berasal dari durables tercatat sebesar Rp387 miliar. Sedangkan, fasilitas dana multiguna mencapai porsi 37% atau setara dengan Rp5,4 triliun.
Menariknya, ADMF merekam adanya pertumbuhan pembiayaan untuk kendaraan listrik sebanyak tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Pada 2022, Adira membiayai kredit mobil dan motor listrik sebesar Rp29,6 miliar.
“Kami akan berikan pelayanan yang berbeda dengan berbagai macam penawaran bagi konsumen kendaraan listrik,” tambah Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latif.
Sebagai informasi, Adira Finance membukukan laba bersih Rp1,1 triliun atau tumbuh 52% yoy hingga kuartal III-2022. Hasil ini sejalan dengan produksi pembiayaan baru (booking) mencapai Rp 21,9 triliun atau tumbuh 21% yoy.
Sampai kuartal III-2022, pendapatan bunga Adira Finance tercatat meningkat sebesar 2% yoy menjadi Rp6,7 triliun. Sementara beban bunga turun 5% yoy menjadi Rp2,3 triliun yang sejalan dengan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga.
Sehingga, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) meningkat sebesar 6% yoy menjadi Rp4,4 triliun. Sedangkan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) meningkat dari 13,1% menjadi 18,1% di per kuartal III-2022. Beban operasional relatif stabil menjadi Rp 2,7 triliun, sementara cost of credit (CoC) terus mengalami penurunan sebesar 39% yoy menjadi Rp 683 miliar.