<p>Pekerja tengah menyelesaikan pembuatan furniture di PT Funisia Perkasa, Juru Mudi Baru Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Banten, Selasa 13 Oktober 2020. Dimasa pandemi walaupun pasar lokal sedikit berkurang namun pemintaan dari pasar ekspor cukup tinggi walaupun terkendala dalam proses pengiriman. Pengusaha berharap agar pemerintah bisa tetap mendukung dan memperhatikan sektor industri ini khususnya dalam hal ekspor produk. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Industri Pengolahan Bangkit, Total Ekspor Capai Rp568,8 Triliun pada Kuartal I-2021

  • JAKARTA – Industri pengolahan di Tanah Air mencatat total ekspor sebesar US$14,84 miliar atau setara Rp216,6 triliun (asumsi kurs Rp14.600 per dolar Amerika Serikat) pada periode Maret 2021. Apabila dihitung sejak awal tahun ini, total ekspor di industri pengolahan mencapai US$38,96 miliar atau Rp568,8 triliun. Jumlah tersebut naik 18,06% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Industri pengolahan di Tanah Air mencatat total ekspor sebesar US$14,84 miliar atau setara Rp216,6 triliun (asumsi kurs Rp14.600 per dolar Amerika Serikat) pada periode Maret 2021.

Apabila dihitung sejak awal tahun ini, total ekspor di industri pengolahan mencapai US$38,96 miliar atau Rp568,8 triliun. Jumlah tersebut naik 18,06% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2020.

Adapun sektor manufaktur merupakan kontributor terbesar pada nilai ekspor nasional, yakni mencapai 79,66%.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Januari-Maret 2021 total nilai ekspor nasional mencapai US$48,90 miliar atau naik 17,11% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$41,76 miliar.

Dalam hal ini, ekspor nonmigas menyumbang hingga 94,58% atau US$46,25 miliar dari total ekspor nasional sepanjang periode tersebut.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, perbaikan kinerja di sektor industri ini mulai terjadi sejak awal tahun hingga Maret 2021.

Salah satu indikatornya tercermin pada capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2021 yang berada di level 53,2. Peningkatan PMI ini menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Alhasil, neraca perdagangan ikut mengalami surplus sebesar US$5,52 miliar.

“Ini menunjukkan langkah yang pemerintah ambil untuk mem-push recovery  menuai hasil yang baik,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 19 April 2021.

Menurutnya, program vaksinasi massal juga turut serta memberikan tingkat kepercayaan kepada para pelaku industri sehingga iklim usaha kembali bergairah.

Ia pun mendorong masyarakat untuk meningkatkan penggunaan produk industri dalam negeri agar membantu perekonomian nasional. Utamanya di bulan Ramadan dan menjelang Lebaran, Agus mengajak masyarakat untuk berbelanja dan mengonsumsi produk industri dalam negeri.

“Tentunya hal ini bisa membantu mempercepat pemulihan ekonomi kita, termasuk menghidupkan sektor industri kecil dan menengah (IKM),” tuturnya.