Industri Tekstil Diproyeksikan Panen di Tahun Politik
- Jumlah pemilih yang besar tersebut akan berdampak positif terhadap industri tekstil. Hal ini karena kegiatan kampanye akan meningkatkan permintaan terhadap kaos partai
Industri
JAKARTA - Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Ignatius Warsito, memproyeksikan industri tekstil Indonesia akan meningkat di tahun politik 2024. Hal ini didorong oleh kegiatan kampanye yang akan berlangsung masif di tahun tersebut karena adanya Pemilihan umum (Pemilu) yang akan diadakan serentak di Indonesia.
Melansir Antara, data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan jumlah keseluruhan pemilih Pemilu 2024 diprediksi mencapai 206 juta orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 110 juta penduduk berusia 20-44 tahun akan ambil bagian dalam Pemilu 2024.
Walaupun tidak menyebutkan besaran proyeksi pertumbuhannya, Warsito menilai, jumlah pemilih yang besar tersebut akan berdampak positif terhadap industri tekstil. Hal ini karena kegiatan kampanye akan meningkatkan permintaan terhadap kaos partai.
- Laba Bersih Bank Danamon Semester I-2023 Turun Jadi Rp1,5 Triliun, Ini Penyebabnya
- Pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark Terus Terjadi
- Daftar Harga BBM Terbaru Shell hingga BP-AKR per 1 Agustus 2023
Warsito juga memperkirakan, kontestasi Pemilu 2024 akan lebih memberi dampak terhadap industri tekstil dalam negeri. Hal ini karena Pemilu tahun depan digelar serentak, tidak hanya Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Februari 2024 tetapi juga ada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada November 2024.
“Saya pikir tahun ini lebih baik karena dikonsolidasi, bersama antara Pilkada, Pilpres. Itu seru untuk di industri kita, itu yang saya harapkan,” kata Warsito.
Meski demikian, Warsito juga mengingatkan bahwa industri tekstil Indonesia masih menghadapi tantangan. Salah satu tantangan tersebut adalah penurunan utilisasi industri tekstil pada bulan Mei 2023, yaitu menjadi 67,59 persen. Begitu pula industri pakaian jadi yang penurunan utilisasinya menurun hingga 74,79 persen.
Kontribusi PDB industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) terhadap PDB nasional pada triwulan pertama 2023 juga mengalami penurunan menjadi 1,01 persen jika dibandingkan dengan triwulan pertama 2022 sebesar 1,10 persen. .
Warsito optimistis bahwa industri tekstil Indonesia akan mampu menghadapi tantangan dan tumbuh di tahun politik 2024. Hal ini karena Indonesia memiliki potensi besar di bidang tekstil, seperti ketersediaan bahan baku yang melimpah dan tenaga kerja yang terampil.