Pekerja memintal benang tali bugis di Pabrik Pemintal Benang Tradisional di Kebayoran Lama, Jakarta. Selain membuat tali bugis pabrik tersebut juga membuat benang PE, Nilon dan katun, benang yang dibuat secara tradisional tersebut untuk memenuhi pasar konveksi, umkm rajut dan toko bangunan, Rabu 8 Februari 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Foto

Industri Tekstil Mulai Menggeliat Setelah Terpuruk Di Tahun 2021

  • Industri tekstil di dalam negeri masih tertekan sepanjang tahun lalu akibat pandemi Covid-19. Namun, mendekati penghujung 2021 dan memasuki 2022, industri tekst

Foto

Panji Asmoro

Industri tekstil di dalam negeri masih tertekan sepanjang tahun lalu akibat pandemi Covid-19. Namun, mendekati penghujung 2021 dan memasuki 2022, industri tekstil optimistis menuju perbaikan, terutama karena faktor Ramadhan.Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendata rata-rata utilisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sepanjang 2021  adalah 60%.Namun demikian, pada akhir 2021 telah menyentuh level 75% untuk industri hulu dan antara, sedangkan utilisasi industri garmen di posisi 85%.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Elis Masitoh mengatakan rata-rata (utilisasi 2021)  industri mencapai 60% karena pada awal kuartal III-2021 diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dan Level 4 di Pulau Jawa dan Bali. Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) mencatat realisasi pertumbuhan produksi industri tekstil masih bergerak di zona merah pada kuartal II dan kuartal III-2021.

Namun demikian, perbaikan permintaan pada kuartal IV-2021 membuat produksi tekstil sepanjang 2021 lebih baik dibandingkan capaian 2020. Pada kuartal IV-2021, utilisasi industri serat dicatat telah mencapai kisaran 87,5%. Rinciannya adalah utilisasi untuk industri polyester mencapai 85%, sedangkan industri rayon di kisaran 90%. Redma menilai perbaikan permintaan pada kuartal IV-2021 akan berlanjut pada tahun ini. Menurutnya, pada semester pertama tiap tahun pada kondisi normal, permintaan bisa naik hingga 40%. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia