<p>Warga menunjukkan uang kertas rupiah baru tahun emisi 2016 usai melakukan penukaran di pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (19/12). Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Finansial

Inflasi AS Diprediksi Naik Tipis, Nilai Kurs Rupiah Menguat 4 Poin

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 10 Agustus 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 4 poin di posisi Rp15.185 per-dolar AS.

Finansial

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup menguat tipis sebesar 4 poin pada perdagangan hari ini, Kamis, 10 Agustus 2023, menjelang rilis inflasi Amerika Serikat (AS) yang diprediksi akan mengindikasikan kenaikan.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 10 Agustus 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 4 poin di posisi Rp15.185 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, Rabu, 9 Agustus 2023, nilai kurs rupiah menguat 28 poin di level Rp15.189 per-dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, data indeks harga konsumen (IHK) AS terbaru diperkirakan akan meningkat sedikit pada Juli menjadi 3,3% secara tahunan sementara tingkat inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, diperkirakan naik 4,8%.

Menurut Ibrahim, kenaikan inflasi yang terbatas ini dapat mendorong para pembuat kebijakan bank sentral AS alias The Federal Reserve (The Fed) untuk mengakhiri siklus kenaikan suku bunga.

"Pembuat kebijakan The Fed telah mengisyaratkan hal ini awal pekan ini, dengan Presiden The Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan suku bunga sudah cukup tinggi," kata Ibrahim kepada wartawan, Kamis, 10 Agustus 2023.

Menurut data CME FedWatchTool, 86,5% pelaku pasar meyakini bahwa The Fed akan mengerem suku bunga di level 5,25%-5,5% pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya.

Sementara itu, dari dalam negeri, Ibrahim menyoroti permintaan domestik yang menopang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tatkala kontribusi ekspor menurun karena perlambatan ekonomi global.

"Dari sisi eksternal, pengeluaran ekspor barang dan jasa terkontraksi sebesar 2,75% seiring dengan melemahnya permintaan global dan turunnya harga komoditas ekspor utama seperti batu bara dan minyak kelapa sawit. Kontraksi ini mengakibatkan kontribusi ekspor terhadap PDB turun dari 24,6% di tahun lalu menjadi 20,3% pada kuartal II tahun ini," papar Ibrahim.

Penuruntan kontribusi tersebut dikatakan Ibrahim mampu ditutupi oleh kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB yang naik dari 17,92% pada kuartal dua tahun lalu menjadi 18,25% pada kuartal II-2023.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan besok, Jumat, 11 Agustus 2023, nilai kurs rupiah berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.160-Rp15.240 per-dolar AS.