Inflasi AS Terendah Sejak Januari 2022, Aset-aset Kripto Big Cap Menguat Serempak
- Untuk diketahui, pada Kamis (10 November 2022) malam, AS merilis data yang menunjukkan inflasi di level 7,7% secara tahunan pada periode Oktober 2022.
Pasar Modal
JAKARTA – Aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) menguat serempak setelah Amerika Serikat (AS) merilis data inflasi yang levelnya mencapai titik terendah sejak Januari 2022.
Menurut data Coin Market Cap, Jumat, 11 November 2022 pukul 10.15 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir mencatat kenaikan 4,47% ke level US$17.084 atau setara dengan Rp266,5 juta dalam asumsi kurs Rp15.600 perdolar AS.
Kemudian, di peringkat kedua big cap, Ethereum (ETH) sukses mencatat kenaikan 5,19% ke posisi US$1.232 (Rp19,22 juta).
Di peringkat ketiga, Tether (USDT) naik 0,15% ke posisi US$0,9999 (Rp15.598) sementara Binance Coin (BNB) di peringkat keempat mencatat penguatan 2,91% ke harga US$289,5 (Rp4,5 juta).
USD Coin (USDC) di peringkat kelima mengalami kenaikan 0,04% ke posisi wajar stablecoin, US$1 (Rp15.600), sedangkan di peringkat keenam, Bnance USD (BUSD) menguat 0,08% ke posisi yang sama.
Di peringkat ketujuh, Ripple (XRP) naik 7,85% ke harga US$0,3789 (Rp5.910) sementara Cardano (ADA) di peringkat kedelapan mengalami penguatan 3,16% ke posisi US$0,3577 (Rp5.580).
Selanjutnya, Dogecoin (DOGE) di peringkat kesembilan mengalami kenaikan 5,63% ke posisi US$0,08336 (Rp1.300), dan Polygon (MATIC) di peringkat kesepuluh mencatat kenaikan hingga 17,88% ke level US$1,03 (Rp16.068).
- Ekosistem Motor Listrik Terus Dijenjot, Kemenperin Godok Standardisasi Baterai
- Lewat Penjaminan Kredit, Jamkrindo Dukung Penguatan UMKM Sebagai Pahlawan Ekonomi Nasional
- DJP Kemenkeu Tetap Buru Rp600 Miliaran Kurang Bayar Pajak Bank Panin (PNBN) Tahun Buku 2016
Untuk diketahui, pada Kamis (10 November 2022) malam, AS merilis data yang menunjukkan inflasi di level 7,7% secara tahunan pada periode Oktober 2022.
Angka tersebut berada di bawah ekspetasi 8% dan menjadi posisi inflasi terendah sejak Januari tahun ini.
Melambatnya kenaikan inflasi negeri Paman Sam pun diikuti oleh selera investor yang kembali tumbuh kepada aset berisiko. Misalnya, pada perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah dibuka menguat hingga 137 poin di level Rp15.557 perdolar AS.
Sementara itu, indeks bursa AS pun tampak mengalami penguatan pascaperilisan data inflasi di negerinya.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat signifikan 3,70%, begitu juga dengan S&P 500 yang naik sampai 5,54%. Sementara itu, indeks Nasdaq yang kerap kali menjadi acuan dalam perdagangan aset kripto menguat lebih tinggi lagi, yakni sebesar 7,35%.
- Waroeng SS Tunggak Iuran BPJS Ketenagakerjaan Capai Rp10 Miliar sejak 2020
- Sejarah Pulau Pasir dan Kenapa Milik Australia
- Ada Black Panther! Ini 5 Film Terbaru Tayang di Bioskop Indonesia Bulan November 2022
Top Gainers
Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top gainers:
1. Chiliz (CHZ): +23,28% (US$0,207/Rp3.229)
2. Polygon (MATIC): +18,72% (US$1,04/Rp16.224)
3. Lido DAO (LDO): +17,34% (US$1,15/Rp17.940)
4. Aptos (APT): +14,2% (US$4,8/Rp74.880)
5. Chain (XCN): +19,18% (US$0,04733/Rp738)
Top Losers
Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top losers:
1. Quant (QNT): -4,69% (US$118,4/Rp1,84 juta)
2. UNUS SED LEO (LEO): -2,35% (US$3,94/Rp61.464)
3. Terra Classic (LUNC): -3,75% (US$0,0001894/Rp2,95)
4. Neutrino USD (USDN): -3,08% (US$0,9085/Rp14.172)
5. Fei USD (FEI): -1,09% (US$0,9847/Rp15.361)