Inflasi AS Turun dan Harga Minyak yang Terungkit Dorong Penguatan Rupiah hingga 105 Poin
- Terjadi penurunan signifikan dari bulan Juni yang mencatat inflasi tahunan sebesar 9,1% sehingga timbullah harapan bahwa inflasi sudah mencapai puncaknya di negeri Paman Sam pada pertengahan tahun.
Pasar Modal
JAKARTA - Inflasi Amerika Serikat (AS) yang turun ke level 8,5% pada Juli 2022 dan harga minyak yang terungkit telah berdampak kepada penguatan rupiah yang naik hingga 105 poin.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 11 Agustus 2022, nilai kurs rupiah ditutup di level Rp14.765,5 perdolar Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, pada penutupan perdagangan sebelumnya, nilai rupiah ditutup di level Rp14.870,5 perdolar AS.
- Beda Hampir 10 Kali Lipat, Dirut PLN: Biaya Kendaraan Listrik Lebih Murah Dibanding BBM
- Mulai Besok, Momen Langka Hujan Meteor Bakal Terjadi Selama Dua Hari
- BPJS Ketenagakerjaan Jadi Jaminan Kredit, Jurus Jitu Bantu Beli Rumah Murah dan Mudah
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, capaian inflasi AS masih mendekati level tertinggi selama beberapa puluh tahun terakhir.
Meski demikian, terjadi penurunan signifikan dari bulan Juni yang mencatat inflasi tahunan sebesar 9,1% sehingga timbullah harapan bahwa inflasi sudah mencapai puncaknya di negeri Paman Sam pada pertengahan tahun.
"Inflasi yang mulai melandai kembali memberikan sinyal bagi AS mulai melangkah melewati masa-masa sulit. Alhasil, kekhawatiran terjadinya resesi akan mulai berkurang sehingga permintaan energi akan mulai meningkat seiring dengan perbaikan kondisi tersebut," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Kamis, 11 Agustus 2022.
Permintaan energi yang meningkat pun akan diikuti oleh kenaikan harga minyak yang pada gilirannya akan memperkuat ekspor komoditas Indonesia.
- Seperti Pohon Mati, Serpihan Kapsul SpaceX Mendarat di Ladang di Australia
- Job Seeker Merapat! BUMN Sucofindo Buka Loker, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
- 3 Fakta Baru Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang Bakal Rampung 2023 Mendatang
Menurut Ibrahim, perlambatan laju inflasi ini membuat pasar semakin yakin bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan melonggarkan kenaikan suku bunga yang selama ini dikerek secara agresif.
Oleh karena itu, potensi Bank Indonesia (BI) untuk tetap menahan suku bunga acuan pun semakin besar karena tingkat inflasi yang masih terjaga sehingga daya beli masyarakat tetap stabil. Pada gilirannya, sentimen ini membantu penguatan nilai kurs rupiah.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan Jumat, 12 Agustus 2022, rupiah berpotensi untuk bergerak di kisaran Rp14.740-Rp14.790 perdolar AS.