Nampak sejumlah pengunjung tengah berbelanja kebutuhan pokok makanan di pasar modern kawasan BSD Tangerang Selatan, Senin 26 Juli 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Akibat Konsumsi Masyarakat Melambat Inflasi Bulan Juli Rendah Sekali

  • Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) 2014-2019 Mirza Adityaswara menyatakan capaian inflasi ini merupakan imbas langsung dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.

Nasional

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2021 super rendah, hanya naik 0,08% month to month (mtm). Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) 2014-2019 Mirza Adityaswara menyatakan capaian inflasi ini merupakan imbas langsung dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.

“Hasilnya 0,08% atau sedikit di atas konsensus 0,01%. Kalau inflasi pada level ini memang ekonomi melambat,” ujar Mirza dalam diskusi virtual, Senin, 2 Agustus 2021.

Mirza menyebut kondisi inflasi ini bisa semakin rendah lagi bila PPKM Level 4 terus dijalankan pada Agustus 2021. Di sisi lain, inflasi tipis yang terjadi pada bulan lalu dinilai Mirza lebih disebabkan oleh komponen konsumsi yang ditahan, bukan karena penurunan daya beli masyarakat.

“Pengetatan pergerakan lebih mendominasi ya, ini artinya memang masyarakat menahan konsumsinya. Sebenarnya akselerasi pemulihan ekonomi telah terjadi, namun ditahan dulu secara sengaja oleh PPKM Level 4 ini untuk menurunkan kasus COVID-19,” ujar Mirza.

Penerimaan Pajak Pulih

Akselerasi itu, kata Miza, dapat ditinjau dari pulihnya kemampuan negara mengoleksi penerimaan pajak. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi pajak pada semester I-2021 telah mencapai Rp557,77 triliun atau 45,36% dari target Rp1.229,6 triliun. 

Penerimaan pajak ini telah naik 4,9% year on year (yoy) dibandingkan semester I-2020 yang sebesar Rp531,77 triliun. “Penerimaan pajak kita sudah positif dan recovery ekonomi kita cukup kencang, namun harus ditahan kembali,” jelas Mirza.

Sementara itu, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Randy mengatakan penerimaan pajak pada tahun ini berpotensi tumbuh 5%-10% year on year.  Secara keseluruhan, penerimaan pajak pada tahun ini diramal Yusuf berada di kisaran Rp1.175 triliun-Rp1.122 triliun atau setara 89%-93% dari target.

“Penerimaan pajak kita sudah menunjukan adanya perbaikan, sudah positif sejauh ini,” ucap Yusuf kepada Trenasia.com, Senin,2 Agustus 2021.

Meski penerimaan berangsur pulih, namun pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih akan tertahan karena adanya PPKM Level 4. Dalam risetnya, Yusuf memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini hanya mencapai 2,5%-3,5% yoy.

Proyeksi ini jauh berada di bawah target Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang sebesar 3,7%-4,5% yoy atau pun Bank Indonesia (BI) di level 3,8% yoy. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh aktivitas ekonomi Indonesia yang mengandalkan konsumsi rumah tangga.

Konsumsi rumah tangga itu, kata Yusuf, bisa mencapai nilai yang tinggi bila mobilitas masyarakat tidak dibatasi. Oleh karena itu, PPKM Level 4 praktis bakal menekan laju konsumsi rumah tangga di Indonesia.