Seorang Wanita Melihat Barang-Barang di Sebuah Toko di Tokyo
Dunia

Inflasi Jepang Melambat, Beri Angin Segar Pemulihan Ekonomi

  • Inflasi Jepang melambat pada bulan September untuk ketiga kalinya secara beruntun. Penurunan ini utamanya disebabkan harga bahan bakar yang turun, seperti yang ditunjukkan dalam data yang dirilis Jumat 29 September 2023.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Inflasi Jepang melambat pada bulan September untuk ketiga kalinya secara beruntun. Penurunan ini utamanya disebabkan harga bahan bakar yang turun, seperti yang ditunjukkan dalam data yang dirilis Jumat 29 September 2023. 

Hal ini menandakan bahwa tekanan biaya yang timbul akibat kenaikan harga mulai mencapai titik puncaknya, memberikan sedikit kelegaan bagi pemulihan ekonomi yang masih rapuh.

Data terpisah menunjukkan produksi pabrik stagnan pada bulan Agustus, tanda bahwa perusahaan merasakan dampak dari permintaan global yang lemah dan tanda-tanda lemah dalam perekonomian China.

Indeks harga konsumen inti Tokyo (CPI), yang tidak termasuk makanan segar yang volatil tetapi mencakup biaya bahan bakar, naik 2,5% pada bulan September dibandingkan tahun sebelumnya, dibandingkan perkiraan pasar rata-rata untuk kenaikan 2,6%.

Laju inflasi ini melambat dari kenaikan sebesar 2,8% pada bulan Agustus, tetapi tetap melebihi target 2% Bank of Japan selama 16 bulan berturut-turut.

Indeks yang menghapus makanan segar dan biaya bahan bakar, yang diawasi ketat oleh BOJ sebagai indikator yang lebih baik untuk tren harga secara umum, naik sebesar 3,8% pada bulan September dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu adanya kenaikan sebesar 4,0% pada bulan Agustus.

Meskipun inflasi melambat, kenaikan yang terus berlanjut pada harga makanan, kebutuhan sehari-hari, dan layanan kemungkinan akan membuat BOJ tetap merasa tertekan untuk mengurangi stimulus besarnya.

“Dewan Direksi perlu merevisi proyeksi inflasi mereka untuk tahun fiskal saat ini lebih tinggi pada pertemuan berikutnya pada bulan Oktober,” kata Marcel Thieliant, kepala Asia-Pasifik di Capital Economics.

“Pandangan kami adalah Bank akan menggunakan peluang saat ini untuk menghentikan suku bunga negatif. Kami telah mencatatkan kenaikan suku bunga pada bulan Januari tahun depan," imbuhnya.

Kenaikan tajam harga komoditas global tahun lalu mendorong banyak perusahaan Jepang untuk melepaskan ketidaknyamanan mereka terhadap kenaikan harga dan meneruskan biaya yang lebih tinggi kepada rumah tangga. Ini menjaga inflasi tetap di atas target BOJ lebih lama daripada yang awalnya diharapkan para pembuat kebijakan.

Lompatan inflasi ini mendorong BOJ membuat perubahan kecil dalam kebijakan pengendalian imbal hasil obligasinya bulan lalu, sebuah langkah yang investor lihat sebagai pergeseran dari beberapa dekade kebijakan moneter yang sangat longgar.

Namun, Gubernur Kazuo Ueda telah menolak kemungkinan keluar dari kebijakan sangat longgar secara cepat. Dia perlu menunggu hingga upah naik cukup untuk menjaga inflasi berkelanjutan sekitar 2%.

Hal itu menggarisbawahi kerapuhannya ekonomi Jepang yang sangat bergantung pada ekspor. Produksi pabrik pada bulan Agustus sendiri stagnan karena produksi mobil, barang baja, dan mesin mengalami penurunan.

Pabrikan yang disurvei oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri mengharapkan produksi akan naik sebesar 5,8% pada bulan September dan meningkat sebesar 3,8% pada bulan Oktober.