<p>Nilai tukar rupiah pagi ini, Jumat, 6 November 2020 berada di level Rp14.380 per dolar AS, menguat 185 bps sebesar 1,27% dibandingkan penutupan kemarin, Kamis, 5 November 2020 di level Rp14.565 per dolar AS. / Foto: Ismail Pohan &#8211; Tren Asia</p>
Pasar Modal

Inflasi Kawasan Eropa Kalahkan Sentimen Positif untuk Aset Berisiko, Rupiah Ditutup Melemah

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 3 Maret 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 30 poin di posisi Rp15.311 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup melemah karena inflasi di kawasan Eropa telah mengalahkan sentimen positif untuk mata uang Garuda pada perdagangan hari ini.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 3 Maret 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 30 poin di posisi Rp15.311 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan sebelumnya, Kamis, 2 Maret 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 46 poin di posisi Rp15.277 per-dolar AS.

Sebelumnya, Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa rupiah memiliki peluang menguat hari ini karena komentar pejabat The Federal Reserve (The Fed) yang bernada positif untuk aset-aset berisiko.

Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa ia mendukung kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Maret.

Dengan demikian, kekhawatiran akan kenaikan sebesar 50 basis poin di antara pelaku pasar pun menyurut sehingga aset berisiko berpotensi untuk kembali dilirik oleh para investor.

Kendati demikian, sentimen yang hadir dari Eropa ternyata mengalahkan sentimen positif dari pernyataan pejabat The Fed tersebut.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, inflasi Jerman yang lebih panas dari perkiraan pada bulan Februari menambah tekanan kepada bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) untuk menaikkan suku bunga.

Setelah pembacaan inflasi yang juga masih tinggi di Prancis dan Spanyol, pasar pun tengah bersiap-siap untuk pengetatan kebijakan moneter dari ECB.

Selain itu, pejabat The Fed lainnya, Neel Kashkari, mengatakan bahwa kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin masih sangat terbuka kemungkinannya.

"Indeks dolar AS naik 0,2% menjadi 104,58 karena imbal hasil Treasury AS mencapai level tertinggi baru dan karena pejabat The Fed Neel Kashari membuka peluang untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya di bulan Maret," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Jumat, 3 Maret 2023.

Sementara itu, investor menantikan pertemuan Kongres Rakyat Nasional China yang dimulai pada hari Minggu, 5 Maret 2023, untuk membaca potensi pemulihan ekonomi China pascapelonggaran kebijakan anti-COVID.