Inflasi Kuartal II-2021 Tiarap, Jokowi Siapkan 3 Strategi Dongkrak Daya Beli Masyarakat
- Tingkat inflasi yang rendah pada kuartal II-2021 mengindikasikan pelemahan daya beli masyarakat.
Nasional
JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menginstruksikan para jajaran menteri dan kepala daerah yang berada dalam Tim Pengendali Inflasi (TPI) untuk menjaga ketersediaan stok barang dan stabilitas harga barang di tengah ketidakpastian akibat pandemi COVID-19.
Hal itu disampaikan Jokowi menanggapi tingkat inflasi yang cukup rendah pada kuartal II-2021 yakni mencapai 1,52%. Angka tersebut jauh dari target 3% tahun ini.
Menurut Jokowi, inflasi yang tiarap menunjukkan bahwa daya beli masyarakat sedang lemah meski pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 tumbuh 7,07% (yoy).
"Angka inflasi itu jauh di bawah target inflasi 2021 yaitu 3 persen. Tetapi kita juga tahu bahwa inflasi yang rendah juga bisa bukan hal yang menggembirakan karena bisa saja ini mengindikasikan turunnya daya beli masyarakat akibat pembatasan aktivitas dan mobilitas," ujar Jokowi saat memberikan arahan dalam peresmian pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2021 di Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021.
- Sri Mulyani: Transaksi Syariah Digital Capai Rp41,8 Triliun pada 2021
- UMKM Fesyen Muslim Merapat! HIJUP Siapkan 3 Skema Pendanaan Total Rp100 Miliar
- Penetrasi Digital Semakin Masif, Kinerja Penyaluran Kredit BRI Tuai Apresiasi Kementerian BUMN
Dalam kegiatan yang berlangsung secara virtual itu, Kepala Negara pun berharap TPI mendorong daya beli di masyarakat dengan memastikan aspek permintaan tetap tinggi.
"Daya beli masyarakat harus ditingkatkan, yang akan ini mendorong sisi demand, sisi permintaan, serta bisa menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi," katanya.
Tiga Strategi Jokowi
Jokowi mengatakan ada tiga strategi yang harus dilakukan pemerintah, terutama Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga pencapaian target inflasi 3%.
Pertama, Jokowi meminta kepada TPIP dan TPID untuk terus menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga barang, terutama barang kebutuhan pokok.
Menurutnya, dalam kondisi daya beli masyarakat yang menurun, stabilitas harga barang menjadi hal yang penting.
"Kalau ada hambatan, segera selesaikan hambatan-hambatan itu di lapangan. Perlu kita lebih banyak kerja di lapangan, baik itu kendala di produksi, maupun kendala di distribusi. Tiap kota harus cek, lihat di lapangan, apakah ada kendala produksi, apakah ada kendala distribusi," katanya.
Hal kedua yang diminta diminta Jokowi adalah sikap proaktif TPIP dan TPID untuk mendorong sektor ekonomi yang tumbuh makin produktif di kala pandemi.
"Membantu meningkatkan produktivitas petani dan nelayan, memperkuat sektor UMKM agar mampu bertahan dan bisa naik kelas," pungkasnya.
Selanjutnya, Jokowi meminta agar momentum pandemi dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian. Hal ini dikarenakan sektor pertanian menjadi sektor unggulan yang bertahan di tengah pandemi.
Sektor pertanian mampu tumbuh positif di angka 2,95% pada kuartal pertama 2021 dan 0,38% di kuartal kedua.
"Saya yakin Insyaallah di kuartal ketiga sektor pertanian juga masih bisa tumbuh lebih baik lagi karena potensi pasar tetap masih sangat besar, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor ke luar," paparnya.