<p>Image Source : Website Bank Indonesia</p>
Nasional

Inflasi Maret 0,66%, Bank Indonesia Konsisten Menjaga Stabilitas Harga

  • Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 0,66% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya tercatat deflasi 0,02% (mtm).
Nasional
Muhammad Heriyanto

Muhammad Heriyanto

Author

JAKARTA - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 0,66% (mtm). Setelah pada bulan sebelumnya tercatat deflasi 0,02% (mtm). 

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono melalui rilis tertulis menjelaskan bahwa perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan inflasi pada kelompok volatile food dan administered price. di tengah inflasi kelompok inti yang relatif stabil. Namun, pihaknya memastikan bahwa ke depan Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah.

Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan inflasi pada kelompok volatile food dan administered prices, di tengah inflasi kelompok inti yang relatif stabil. Secara tahunan, inflasi IHK Maret 2022 tercatat 2,64% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,06% (yoy). Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi berada dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2022,” tulisnya dalam rilis resmi di bi.go.id, 1 April 2022.

Dalam rilis itu, Erwin Haryono menjelaskan bahwa inflasi kelompok inti relatif stabil. Inflasi inti pada Maret 2022 tercatat 0,30% (mtm), relatif stabil dibandingkan inflasi Februari 2022 yang sebesar 0,31% (mtm). Dalam kelompok ini, komoditas emas perhiasan dan sewa rumah merupakan penyumbang terbesar seiring dengan pergerakan harga emas global dan peningkatan mobilitas masyarakat.

Peningkatan inflasi terjadi pada kelompok volatile food dan administered food. Untuk kelompok volatile food, perkembangan ini dipengaruhi oleh naiknya harga bahan pokok akhir-akhir ini seperti minyak goreng dan telur ayam. Ditambah, adanya kendala yang diakibatkan cuaca tidak menentu di beberapa sentra produksi utama.

“Kelompok volatile food pada Maret 2022 mengalami inflasi 1,99% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 1,50% (mtm). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi cabai merah, minyak goreng, dan telur ayam ras, seiring dengan kendala cuaca di beberapa sentra produksi utama, implementasi pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana dan premium, serta peningkatan biaya produksi pakan.” tulisnya

Sedangkan untuk kelompok administered prices pada Maret 2022 mengalami kenaikan sebesar 0,55% (mtm) dari angka inflasi pada bulan sebelumnya. Perkembangan ini dipengaruhi oleh adanya penyesuaian harga LPG nonsubsidi dan bahan bakar nonsubsidi.

“Kelompok administered prices pada Maret 2022 mengalami inflasi 0,73% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,18% (mtm). Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh inflasi bahan bakar rumah tangga dan bensin seiring penyesuaian harga LPG nonsubsidi dan BBM nonsubsidi. Selain itu, inflasi administered prices juga didorong oleh inflasi angkutan udara seiring meningkatnya mobilitas udara,“ jelas Kepala Departemen Komunikasi, Bank Indonesia itu dalam rilis resminya.