Inflasi RI Tembus 5,51 Persen di 2022, Tertinggi dalam 8 Tahun Terakhir
- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, inflasi sepanjang 2022 mencapai 5,51% Yoy (year-on-year). Inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak 2014 yang menginjak angka 8,3%.
Nasional
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, inflasi sepanjang 2022 mencapai 5,51% Yoy (year-on-year). Inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak 2014 yang menginjak angka 8,3%.
Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan jika dilihat inflasi Desember 2022 sebesar 0,66% secara bulanan (month to month/mtm) dan tahunan 5,51% (year on year/yoy). Inflasi Desember disumbang oleh makanan, minuman, dan tembakau hingga transportasi.
"Sementara untuk inflasi tahun ke tahun atau Desember 2022 terhadap Desember 2021 itu terjadi inflasi sebesar 5,51%. Inflasi ini merupakan tahun kalender sepanjang 2022," kata Kepala BPS Margo Yuwono pada Senin, 2 Januari 2023.
- Ngeri! Nilai Transaksi Kopra by Mandiri Tembus Rp13.420 Triliun per September 2022
- Catat! Daftar Harga BBM Tahun 2023: Pertamax Turun, Pertalite Stagnan
- Naik 40 Persen, Tesla Kirim 1,3 Juta Mobil Listrik Selama 2022
Jika dirinci lebih lanjut kelompok penyumbang inflasi bulanan ini dipicu oleh tarif transportasi 15,26% dengan andil 1,84%. Penyumbang utama inflasi tahunan di antaranya adalah komoditas bensin, bahan bakar rumah tangga, dan tarif angkutan udara dengan andil masing-masing sebesar 1,15%, 0,30%, dan 0,27%.
Kedua, inflasi terjadi pada makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,83% dan andilnya 1,51%. Selain itu, inflasi Desember 2022 disumbang oleh sektor perumahan, air, hingga BBM yang memberikan andil inflasi 0,74%.
Dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengalami inflasi pada Desember 2022 tertinggi terjadi di kota Bandung 2,04% dan terendah di Sorong 0,01%. Sedangkan sebaran inflasi Desember 2022 secara yoy terjadi di Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Jawa hingga Bali Nusra
Margo menjelaskan jika dilihat secara umum, penyebab utamanya kenaikan inflasi adalah harga energi karena jika energi terus mengalami tekanan dampaknya luas. Kedua, inflasi secara umum karena volatile harga bergejolak disebabkan pola musiman terutama produk hultikultura, faktor ini umumnya berasal dari cuaca dan musiman.