<p>Wajah dengan latar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diambil secara multi exposure di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#8217;at, 25 September 2020. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dan ditutup menguat 103,03 poin atau 2,13 persen ke posisi 4.945,79 pada hari ini, setelah empat hari beruntun parkir di zona merah. Penguatan indeks hari ini ditopang kenaikan saham-saham berkapitalisasi jumbo alias big caps. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Inflasi Sesuai Prediksi Bikin IHSG Perkasa, Asing Borong Saham Telkom dan BRI

  • Angka inflasi yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) juga menambah IHSG menjadi bursa berkinerja terbaik dunia. Deflasi September 0,05% secara bulanan, dan inflasi 1,42% secara tahunan sesuai prediksi konsensus pasar. Konsensus memerkirakan deflasi 0,01% month to month dan inflasi 1,42% year-on-year.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdangan 1 Oktober 2020 tampak cukup perkasa dengan ditutup menguat 2,05% ke level 4.970,09. Kegagahan IHSG tampak sejak awal sesi perdagangan hingga akhirnya ditutup dengan tambahan 100 poin di akhir perdagangan.

Penguatan ini ditunjukkan dengan melesatnya saham-saham emiten blue chips LQ45 yang tumbuh 3,24%. Pun begitu dengan pergerakan saham pada setiap sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang semuanya berada di zona hijau.

Sektor infrastruktur dan aneka industri menjadi yang paling menonjol dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Keduanya sama-sama menjadi sektor pengungkit IHSG dengan kenaikan 4,97% dan 2,8%.

Angka inflasi yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) juga menambah IHSG menjadi bursa berkinerja terbaik dunia. Deflasi September 0,05% secara bulanan, dan inflasi 1,42% secara tahunan sesuai prediksi konsensus pasar. Konsensus memerkirakan deflasi 0,01% month to month dan inflasi 1,42% year-on-year.

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengungkapkan, penguatan IHSG hari ini terjadi lantaran pasar sudah jenuh pada pergerakan indeks yang terus melemah selama beberapa pekan belakangan. Dia menilai bahwa IHSG pada perdangan kemarin sudah pada level terendah sehingga investor kini mulai melancarakan aksi belinya.

“Investor menilai pelemahan yang terjadi pada IHSG akhir-akhir ini telah mencapai undervalue dengan keadaan jenuh penjualan. Di mana sebagain besar saham-saham berkapitalisasi besar mengalami aksi jual,” terang Nafi dalam catatan risetnya, Kamis 1 Oktober 2020.

Meski demikian, pergerakan saham hari ini rupanya masih diwarnai aksi jual asing. Namun, aksi jual ini tidak sebesar pada hari-hari sebelumnya. Aksi jual bersih asing hari ini hanya berada di angka Rp9,36 miliar.

Adapun saham-saham yang sebelumnya banyak diobral asing, kini justru menjadi inisiator pergerakan bursa. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berhasil mencatkan pertumbuhan 7,4% dan berakhir di level Rp2.750 per lembar. Disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan kenaikan 4,8% hingga ditutup pada level Rp5.200 per lembar.

Kedua emiten pelat merah ini jugu turut menjadi perusahaan yang sahamnya paling banyak diborong asing. TLKM mencatatkan aksi beli bersih asing sebesar Rp131 miliar. Sedangkan BMRI mencatatkan aksi beli bersih asing Rp36,8 miliar. (SKO)

Berikut daftar 10 emiten dengan aksi beli bersih asing terbesar:
  1. TLKM: Rp131 miliar
  2. BBRI: Rp51,8 miliar
  3. BMRI: Rp36,8 miliar
  4. BULL: Rp23,6 miliar
  5. BBCA: Rp18,4 miliar
  6. CPIN: Rp3,8 miliar
  7. INDF: Rp1,7 miliar
  8. INTP: Rp1,6 miliar
  9. SMSM: Rp1,6 miliar
  10. ITMA: Rp906,7 juta