Inflasi Terjaga, Lapangan Kerja dan Stabilitas Harga Masih jadi Isu Utama
- Data per 2 Januari 2024, perkembangan inflasi global menunjukkan posisi inflasi Indonesia berada di peringkat 53 dari 186 negara di dunia yang diurutkan dari inflasi terendah hingga tertinggi.
Makroekonomi
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyebut perkembangan inflasi Indonesia masih menjadi salah satu yang terbaik secara regional maupun global di tengah berbagai isu yang membayangi.
Tito menjelaskan bahwa dari data per 2 Januari 2024, perkembangan inflasi global menunjukkan posisi inflasi Indonesia berada di peringkat 53 dari 186 negara di dunia yang diurutkan dari inflasi terendah hingga tertinggi.
Sedangkan pada tingkat ASEAN, kata dia, posisi inflasi Indonesia berada pada rangking 4 terendah dari 11 negara setelah Thailand, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Sementara di antara negara G20, Indonesia menduduki posisi nomor 7.
“Di negara G20 ekonomi terbesar dunia, 20 negara ekonomi terbesar dunia, peringkat inflasi kita termasuk 7 yang terendah, bersama dengan China, Italy, Switzerland, Netherland, Saudi, Euro Area, dan kemudian Indonesia,” ujarnya dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di Jakarta, Rabu, 3 Januari 2024.
- Tarif Pajak Baru! Cek Daftar Harga Rokok Elektrik 2024
- Pertamina Hulu Sanga Sanga Tingkatkan Produksi Melalui Sumur Pamaguan 78
- Kemenkeu Jamin Gaji PNS Naik 8 Persen per Januari, Sistem Rapel
Pria yang pernah menjabat Kapolri itu menyatakan bahwa sisanya yakni sebanyak 16 negara G20, inflasinya berada di atas Indonesia, mulai dari Jepang, Amerika Serikat (AS), bahkan yang tertinggi Argentina dengan angka inflasi mencapai 161%.
Lapangan Kerja dan Stabilitas Harga
Dia menambahkan, saat ini ada dua isu utama yang menjadi perhatian masyarakat, yaitu terkait lapangan pekerjaan dan stabilisasi harga bahan pokok (bahan pangan). Isu ini mendominasi sebesar 60% dibandingkan isu lainnya.
Tren tersebut, jelas Tito, terlihat pula di berbagai negara karena kenaikan harga pangan yang signifikan. Hal itu kemudian menimbulkan gejolak keamanan dan politik, serta mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
- Jaringan Indosat di Jateng DIY Telah Pulih, Pelanggan IM3 dan Tri Raih Kuota 1 GB Gratis
- Indika Energy (INDY) Dapatkan Pinjaman Rp4,64 Triliun dari Bank Mandiri dan BNI
- Bawaslu Buka Pendaftaran Pengawas TPS, Simak Syarat dan Tata Cara Mendaftarnya!
“Kita melihat tren pertumbuhan ekonomi dunia, kita masih terjaga di angka 4,94 persen. Itu lebih baik daripada banyak negara-negara yang lebih maju, bahkan negara-negara Norway, bahkan kita di atas Amerika dan sebagian negara-negara Eropa, pertumbuhan ekonomi kita cukup baik, rangking 50 dari 185 negara,” urainya.
Selain itu, Tito turut menunjukkan sejumlah data pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah di Indonesia yang berada di atas angka nasional, yaitu Maluku Utara sebesar 25,13%, Sulawesi Tengah 13,06%, Papua 8,28%, Sulawesi Barat 7,5%, dan Maluku 5,69%.