
Ingat, Tak Bayar Upah Lembur Pegawai Saat Libur Pengusaha Bisa Dipenjara dan Didenda
- Selain denda kurungan penjara, ada juga uang paling sedikit sebesar Rp 10 juta rupiah dan paling banyak Rp100 juta.
Nasional
JAKARTA - Pada musim libur panjang seperti Imlek dan Isra Mikraj sejumlah pekerja tetap diwajibkan masuk. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyatakan pengusaha wajib membayar upah pekerja yang tetap masuk di hari libur tersebut.
Hal ini diatur berdasarkan Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 85. Pada baleid tersebut, pengusaha wajib membayar upah lembur pekerja yang tetap bekerja di hari libur.
"Pekerja atau buruh tidak wajib bekerja pada hari libur-libur resmi," tulis akun Instagram Kemenaker, @kemnaker dilansir pada Selasa, 28 Januari 2025.
- 9 Rekomendasi Drama Korea Terbaru Tayang Februari 2025
- 14 Rekomendasi Film Indonesia Tayang Bioskop di Februari 2025
- Mengapa 70 Persen Orang Indonesia Gagal Menabung? Ini Penjelasan Pakar Keuangan
Adapun, pengusaha yang tidak membayar upah lembur pekerja yang tetap masuk saat libur juga memiliki potensi untuk mendapat hukuman pidana minimal satu bulan atau paling lama mencapai 12 bulan. Selain itu juga terdapat denda.
Kemnaker menyebutkan selain denda kurungan penjara, ada juga uang paling sedikit sebesar Rp 10 juta rupiah dan paling banyak Rp100 juta.
Pengaturan denda lembur juga diatur dalam UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang cipta kerja menjadi undang-undang.
Ketentuan Masuk Kerja di Libur Nasional :
Melansir @Kemnaker, pengusaha dapat mempekerjakan pekerja atau buruk pada hari libur resmi apabila jenis sifat dan pekerjaannya pertama pada keadaan lain berdasarkan kesepakatan pekerja dengan pengusaha dan pekerjaan yang harus dilaksanakan secara terus-menerus.
Pasal 3 ayat 1 kemenakertrans nomor KEP-233/MEN/2003 Tahun 2003 tentang jenis dan sifat pekerjaan yang dijalankan secara terus-menerus dijelaskann ada 11 kriteria yang termasuk jenis-jenis pekerja yang dijalankan secara terus-menerus.
Ada pelayanan jasa kesehatan, jasa perbaikan alat transportasi, pelayanan jasa transportasi, usaha pariwisata dan penyedia tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih (PAM) dan penyediaan bahan bakar minyak dan gas.
Selain itu keenam ada jasa pos dan telekomunikasi, media massa, pengamanan, pekerja di lembaga.
Kesepuluh pekerjaan di usaha swalayan, pusat dan perbelanjaan. Terakhir pekerja-pekerja yang apabila dihentikan akan mengganggu proses produksi, merusak bahan dan termasuk pemeliharaan atau perbaikan alat produksi.