Industri

Inggris akan Investasi Rp130 Triliun di Indonesia, Ini Sektor yang Dibidik

  • Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Glasgow, investor Inggris menyebut akan menginvestasikan dana hingga US$9,29 miliar setara Rp130,06 triliun.
Industri
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Investor Inggris menyatakan ketertarikan mereka untuk melakukan investasi di Indonesia. Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Glasgow, mereka menyebut akan menginvestasikan dana hingga US$9,29 miliar setara Rp130,06 triliun.

"Indonesia telah menjadi destinasi yang sangat atraktif bagi (investasi asing) Foreign Direct Investment. Kita percaya Indonesia akan terus menarik investasi dari seluruh dunia," ucap salah satu dari CEO dalam pertemuan dengan Jokowi di sela-sela KTT Perubahan Iklim PPB Glasgow, Senin, 1 November 2021.

Dalam pertemuan itu, Jokowi sebaliknya berharap para CEO perusahaan Inggris bisa mengakselerasi realisasi komitmen investasi tersebut guna mendukung percepatan transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.

"Saya ingin menyampaikan apresiasi komitmen investasi bapak ibu sekalian ke Indonesia sebesar US$9,29 miliar. Indonesia siap menjadi mitra yang baik bagi investasi Anda," ujarnya.

"Sekali lagi, Indonesia selalu jalankan komitmennya. Indonesia tidak suka membuat retorika. Tapi kami terus bekerja untuk memenuhi komitmen," kata Jokowi meyakinkan para pemimpin perusahaan.

Jokowi menekankan kepada para investor bahwa komitmen Indonesia pada investasi di bidang ekonomi hijau terus bertumbuh.

Dia juga menggarisbawahi pada beberapa hari lalu, dia telah menandatangani Peraturan Presiden mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme perdagangan karbon di masa depan.

"Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, langkah ini juga meningkatkan pendanaan pembangunan. Pasar karbon harus dikelola dengan berkeadilan dan transparan. Kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju green economy," papar Jokowi kepada para CEO.

Di sektor energi, Indonesia membuka peluang Investasi untuk melakukan early retirement dari pembangkit-pembangkit batu bara dan menggantikannya dengan energi terbarukan.

Pemerintah telah mengidentifikasi ada 5,5 GW PLTU batu bara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar US$25-30 miliar selama 8 tahun kedepan.

"Indonesia akan mengalihkan pembangkit batubara dengan renewable energy pada tahun 2040, dengan catatan jika terdapat kerja sama, teknologi, nilai keekonomian yang layak, dan pendanaan internasional yang membantu transisi energi tersebut,” terang Jokowi.

Kepada para CEO, Jokowi juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik, karena kekayaan mineral kita seperti nikel, tembaga dan bauksit atau alumunium.

Indonesia juga sedang membangun Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13 ribu hektare yang akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan seperti hydropower dan solar panel farm, sehingga produk yang dihasilkan akan ramah lingkungan.

"Saat ini sudah ada US$35 miliar investasi yang sudah terkomitmen dan juga sedang berjalan dalam mata rantai baterai dan kendaraan listrik," ungkap mantan Walikota Solo.*