Pejuang Houthi Berkumpul Selama Manuver Militer di Dekat Sanaa, Yaman (Reuters/Pusat Media Houthi)
Dunia

Inggris dan Amerika Bersiap Gempur Houthi

  • Para eksekutif maritim telah diberitahu diplomat Barat terkait rencana serangan. Termasuk target yang kemungkinan akan mencakup lokasi peluncuran rudal dan drone, radar dan gudang senjata di sekitar kota Hodeida dan Hajjah di Yaman.

Dunia

Amirudin Zuhri

LONDON- Ada indikasi yang berkembang bahwa Amerika dan Inggris akan segera melancarkan serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman. 

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dilaporkan telah mengadakan pertemuan dengan kabinetnya pada Kamis 11 Januari 2024. BBC melaporkan, pertempuan itu membahas tentang kemungkinan serangan militer Inggris dan Amerika terhadap Houthi di Yaman. Serangan-serangan tersebut diperkirakan akan terjadi beberapa jam setelah pertemuan.

Sedangkan juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder tidak mau mengomentari tentang kabar tersebut. “Saya tidak akan mengirim telegram, meramalkan atau berspekulasi mengenai potensi operasi apa pun di masa depan,” katanya kepada wartawan. 

Namun dia menegaskan pernyataan dari berbagai negara mengenai akan ada konsekuensi jika serangan Houthi tidak berhenti sudah cukup jelas. Ryder mengacu pada peringatan bersama yang dikeluarkan belasan negara pada 3 Januari lalu.

Ryder juga menolak mengkonfirmasi laporan yang menyebutikan Houthi sudah memobilisasi kekuatan menjelang serangan yang diperkirakan akan terjadi.  Dia juga tidak akan mengatakan apakah kapal destroyer kelas Arleigh Burke yang ada di wilayah itu mungkin terlibat dalam serangan terhadap sasaran darat Houthi.

Selain kapal terdapat juga aset penerbangan yang beroperasi di daerah tersebut. Mereka termasuk pesawat pengintai berawak dan tak berawak, serta pesawat taktis dan jet tempur dari  USS Dwight D. Eisenhower. Kapal Induk Amerika yang dikerahkan ke wilayah tersebut. Selain itu juga banyak pesawat Amerika dan koalisi di pangkalan udara di wilayah tersebut. 

Sebelumnya juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan mengatakan  Amerika akan melakukan apa yang harus kami lakukan untuk melawan dan mengalahkan ancaman yang terus dilontarkan Houthi terhadap pelayaran komersial.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa para eksekutif maritim diberitahu oleh diplomat Barat terkait rencana serangan. Termasuk target yang kemungkinan akan mencakup lokasi peluncuran rudal dan drone, radar dan gudang senjata di sekitar kota Hodeida dan Hajjah di Yaman. Infrastruktur di ibu kota San'a juga masuk dalam daftar kemungkinan target. 

Menanggapi berita mengenai target potensial tersebut, kelompok Houthi mengatakan mereka akan membakar daerah tersebut. “Kami tidak akan mengatakan kata-kata yang oleh sebagian orang dianggap berlebihan. Saya hanya punya dua kata. Kami akan membakar daerah itu,” kata  Mayor Jenderal Houthi Abdul Salam Jahaf.

Meskipun ada peringatan bersama oleh belasan negara, kelompok Houthi terus melanjutkan serangan mereka. Menurut Komando Sentral Amerika pada Kamis Houthi meluncurkan rudal balistik anti-kapal ke Laut Merah. Serangan  tidak menimbulkan kerusakan. Ini adalah serangan ke-27 sejak 19 November. Ketika Houthi memulai serangan terhadap kapal-kapal Laut Merah untuk mendukung Palestina.

Serangan pada Kamis menyusul serangan Houthi berskala besar dan berlapis pada 9 Januari. Tindakan  yang digambarkan sebagai serangan terbesar sejauh ini terhadap kapal-kapal di Laut Merah bagian selatan. Serangan menyebabkan kapal perang dan pesawat tempur Amerika dan Inggris menjatuhkan 21 drone dan rudal. 

Kelompok Houthi telah menjadi negara pertama di dunia yang menembakkan rudal balistik anti-kapal dalam pertempuran. Mereka juga telah memanfaatkan persenjataan rudal jelajah anti-kapal yang semakin beragam. Dan juga menambahkan drone kamikaze.

Sejauh ini belum ada tindakan ofensif terhadap sasaran Houthi. Tetapi tampaknya hal itu bisa berubah kapan saja.