Pelangi Terlihat di Atas Apartemen di Wandsworth, London, Inggris (Reuters/Kevin Coombs)
Dunia

Inggris Didorong Genjot Infrastruktur hingga Tahun 2050

  • Inggris membutuhkan investasi infrastruktur tambahan puluhan miliar poundsterling setiap tahun hingga tahun 2050. Hal ini untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan mengurangi kesenjangan ekonomi antara wilayah kaya dan miskin.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Inggris membutuhkan investasi infrastruktur tambahan puluhan miliar poundsterling setiap tahun hingga tahun 2050. Hal ini untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan mengurangi kesenjangan ekonomi antara wilayah kaya dan miskin.

Komisi Infrastruktur Nasional (NIC) mengatakan, selain jaringan listrik dan peningkatan rel, jalan raya, dan broadband, diperlukan subsidi besar untuk menggantikan ketel gas domestik dengan pompa panas yang seharusnya diberikan secara gratis kepada rumah tangga miskin.

Selain itu, Inggris didorong mengadopsi pemikiran jangka panjang setelah fluktuasi tajam dalam anggaran investasi publik dan perubahan arah proyek-proyek seperti proyek kereta cepat High Speed 2 yang dipangkas separuhnya oleh Perdana Menteri Rishi Sunak bulan ini, beberapa pekan setelah dia menunda larangan penjualan mobil bensin baru.

“Kami berdiri pada saat yang sangat penting, dengan kesempatan untuk membuat perbedaan besar bagi masa depan negara ini,” kata ketua Komisi John Armitt dalam pengantar rekomendasi NIC. “Tapi kita harus melanjutkannya," ujarnya, dikutip dari Reuters, Rabu, 18 Oktober 2023. 

Inggris, seperti banyak negara lain, sedang berupaya mencari cara untuk mendanai perubahan ekonominya guna mencapai target net nol emisi. Lonjakan investasi juga dapat membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi yang lambat selama sebagian besar 20 tahun terakhir.

Tetapi, beban pajak negara tersebut sudah mencapai level tertinggi sejak Perang Dunia II, dan utang publik telah melonjak hingga mendekati 100% dari output ekonomi setelah pemberian dana besar kepada rumah tangga selama pandemi COVID-19 dan lonjakan biaya energi pada tahun 2022.

Menurut NIC, Inggris akan memerlukan investasi gabungan sektor publik dan swasta sebesar 70-80 miliar poundsterling (sekitar 85-97 miliar dolar) per tahun pada dekade 2030-an, naik dari sekitar 55 miliar poundsterling per tahun selama dekade terakhir.

Dalam total tersebut, investasi publik harus meningkat 50% menjadi 30 miliar poundsterling per tahun. Pemerintah telah menyatakan komitmennya untuk mengalokasikan jumlah tersebut, namun komitmen tersebut hanya berlaku hingga tahun 2035.

Dalam laporan NIC, Pada tahun 2040-an, total kebutuhan investasi tahunan hanya akan turun sedikit menjadi 60 miliar hingga 70 miliar poundsterling per tahun. Armitt mengatakan, kebutuhan untuk tindakan semakin mendesak karena Inggris harus sudah jauh dalam proses dekarbonisasi pada tahun 2035 untuk mencapai target net nol emisi pada tahun 2050.

“Dari segi infrastruktur, 12 tahun bukanlah waktu yang lama,” katanya. “Bersamaan dengan ini, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan produktivitas dan memperbaiki kesenjangan ekonomi antar wilayah selama beberapa dekade.” 

Mobil listrik dan pompa panas domestik akan memangkas biaya energi rumah tangga sekitar setengahnya dalam beberapa dekade mendatang. Tetapi, biaya awal yang tinggi untuk pompa panas memerlukan dukungan pemerintah yang seharusnya sepenuhnya menutupi biaya untuk rumah tangga berpendapatan rendah dan memberikan dukungan sebesar 7.000 poundsterling kepada rumah tangga lainnya.

Di antara rekomendasi untuk sektor energi adalah pembentukan cadangan energi strategis baru untuk membantu perekonomian mengatasi gejolak seperti invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu yang menyebabkan lonjakan harga gas.

Diperlukan investasi swasta sekitar 20 hingga 35 miliar poundsterling setiap tahun dalam kapasitas pembangkitan energi terbarukan dan sumber pembangkitan yang fleksibel, jaringan listrik, pembangkitan hidrogen, penyimpanan dan jaringan, serta penangkapan dan penyimpanan karbon.

Penolakan laporan terhadap penggunaan hidrogen sebagai alternatif pemanas rumah dibandingkan pompa panas memicu reaksi marah dari serikat pekerja energi.

“Merobek jaringan gas untuk 25 juta rumah adalah kebodohan yang mahal, ketika pipa yang ada dapat digunakan kembali untuk membawa hidrogen,” kata Sekretaris Nasional GMB Andy Prendergast, yang dilansir dari Reuters, pada 18 Oktober 2023.

NIC menerbitkan rekomendasinya—yang tidak mengikat pemerintah—setiap lima tahun sekali.